Detik-detik Ferdy Sambo Marah Mengomeli Timsus Bentukan Kapolri, Ah Tidak Langsung

Jumat, 13 Januari 2023 – 16:12 WIB
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (22/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo sempat marah dan menyebut tim khusus (Timsus) pengusutan kasus kematian brigadir J yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak punya tata krama.

Kemarahan Ferdy Sambo mencuat saat diberi tahu bahwa timsus sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah dinasnya, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, tanpa meminta izin terlebih dahulu.

BACA JUGA: Pesan Polisi Senior Kepada AKBP Arif Rachman: Harus Berani Melawan Ferdy Sambo, Jangan Takut!

Kemarahan Ferdy Sambo itu diungkap AKBP Arif Rachman saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa dalam sidang lanjutan perkara perintangan penyidikan atau obstruction of justice kematian Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (13/1).

Semula Arif mengatakan dirinya bersama Karoprovos Divpropam Polri berangkat ke lokasi penembakan Brigadir J pada 12 Juli 2022 malam.

BACA JUGA: AKBP Arif Rachman Menyesal, Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan tidak Bertanggung Jawab

Pada hari itu, Kapolri Jenderal Listyo juga membentuk timsus guna mengusut kasus kematian Brigadir J.

"Bersama dengan Karoprovos Pak Benny Ali memerintahkan kami untuk berangkat ke TKP jam 18.00 WIB, karena di jam 17.00, Kapolri membentuk timsus yang anggotanya Karopaminal dan Karoprovos," kata Arif di ruang sidang.

BACA JUGA: Putri Candrawathi Tak Menyangka Ferdy Sambo Seperti Itu

Arif mengatakan mereka diperintahkan agar satu mobil dengan Benny Ali saat menuju ke lokasi kejadian.

"Kemudian, kami diperintahkan berangkat bersama satu mobil bersama Pak Benny dan Pak Denny," ucap Arif.

Mantan Wakaden B Biro Paminal Divpropam Polri itu mengatakan sekitar pukul 20.00 WIB, rumah dinas Duren Tiga telah ramai.

Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan Dirtipidum Brigjen Andi Rian (kala itu menjabat), dan pejabat lainnya, kata Arif, juga telah berada di lokasi.

"Dimulai pelaksanaan olah TKP, dari Labfor dan Inafis datang. Kemudian jam 20.00 WIB Pak Kaba dengan rombongan keluar. Kami juga keluar dari TKP karena ramai sekali di dalam," kata Arif.

Beberapa menit kemudian, lanjut Arif, Hendra Kurniawan menelepon. Kala itu, Brigjen Hendra masih berada di Jambi.

"Pak Hendra telepon kami dengan marah 'kamu lihat siapa yang mimpin?'. 'Siap tidak tahu'. 'Loh, bukannya kamu di TKP?' 'Siap, saya di luar'. 'Masa kamu gak bisa lihat siapa yang pimpin olah TKP?'. 'Siap, tidak lihat'. Akhirnya saya berusaha ke dalam," ujar Arif menirukan percakapan dengan Hendra.

Karena itu, Arif pun mencoba melihat olah TKP. Dia melihat petigas Puslabfor Polri sedang memasang benang di area penembakan.

Ferdy Sambo Menelepon, Sangat Marah

Tidak lama kemudian, Ferdy Sambo pun menelepon Arif Rachman.

"Berikutnya Pak Ferdy Sambo menelepon kami," ucap Arif.

Kala itu, kenang Arif, Ferdy Sambo sangat marah.

"Menelepom menanyakan hal yang sama, tetapi sudah dengan nada marah. 'Mereka tidak tahu itu rumah saya di situ, apa mereka tidak punya tata krama, tidak izin ke saya'. Ya, saya (jawab, red) siap, siap saja," kata Arif menirukan ucapan Sambo.

Arif pun hanya berdiam ketika Ferdy Sambo meluapkan amarahnya.

"Enggak tahu itu rumah saya, kemudian telepon kaya dimatikan begitu. Saya lalu menunggu di garasi karena bisa melihat ke dalam (melalui) jendela," tutur Arif Rachman. (cr3/jpnn)


Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler