jpnn.com, LEMBATA - Banjir bandang lahar dingin Gunung Ili Lewotolok menerjang tiga desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT pada Minggu dini hari (4/4) sekitar pukul 02.00 WITA.
Ketiga desa dengan dampak terparah itu yakni Desa Amakaka, Tanjung Batu, dan Waowala.
BACA JUGA: Detik-detik Densus 88 Beraksi di Banyumas, Jalan Ditutup, Warga Dilarang Keluar Rumah
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Lembata Siprianus Meru, saat bencana alam terjadi banyak warga yang sedang tertidur.
Pada malam itu suasana di tiga desa tersebut juga gelap akibat pemadaman listrik. Hujan cukup deras dan angin kencang pun melanda daerah setempat.
BACA JUGA: DS yang Ditangkap Densus 88 Itu Penjual Bakmi, Simak Kesaksian Juli Riyadi
"Banyak korban yang meninggal dan hilang dalam peristiwa ini karena terjebak dalam aliran banjir bandang lahar dingin dari kawasan Gunung Ili Lewotolok," kata Siprianus pada Minggu malam.
Berdasarkan data BPBD Lembata, korban meninggal akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Ili Lewotolok itu bertambah menjadi 11 orang.
BACA JUGA: Gubernur Papua Dianggap Bikin Malu Indonesia, Mendagri Harus Beri Teguran Keras
Siprianus menyebut awalnya sudah ditemukan enam orang korban meninggal pada Minggu siang.
Kemudian pada Minggu menjelang petang ditemukan lagi lima orang.
Pemkab Lembata telah memakamkan tujuh korban meninggal dalam bencana itu.
Sementara empat jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi oleh petugas kesehatan di RSUD Lewoleba, sebelum dilakukan pemakaman.
"Data sementara sebelas orang yang meninggal dan kemungkinan jumlahnya bertambah karena proses pencarian masih dilakukan," ucap Siprianus.
BPBD Lembata juga mencatat korban terbanyak berada di tiga desa dengan dampak terparah.
"Proses pencarian terhadap korban yang hilang di tiga desa ini masih berlangsung," kata Siprianus. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam