jpnn.com, JAKARTA - Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menjadi korban kekerasan saat demo 11 April atau Aksi Nasional 114 di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta pada Senin (11/4).
Ade Armando babak belur, bahkan celananya dilucuti sekelompok massa yang beringas saat demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) itu.
BACA JUGA: Ade Armando Babak Belur, Ruhut Bereaksi, Ada Kata Kadrun
Video detik-detik mencekam saat pegiat media sosial itu digebuki beredar luas melalui pesan berantai WhatsApp.
Tampak, Ade dalam kondisi tak berdaya saat itu. Dia tergeletak di aspal depan gedung wakil rakyat itu.
BACA JUGA: Cak Nun Sindir Kepemimpinan Nasional: Jangan Sampai 3 Kali
Dalam video yang viral, tampak ada sebagian pria yang mencoba menyelamatkan Ade.
Ada pria berbadan besar yang mengenakan kaus merah ikut melindungi Ade Armando.
BACA JUGA: Ade Armando & 6 Polisi Dikeroyok Pedemo di DPR, Irjen Fadil: Kami Buru Pelaku Malam Ini
Upaya menolong Ade juga dilakukan pria berkemeja putih kotak-kotak. Mereka berupaya menghentikan tindakan massa yang brutal.
"Cukup, woi, cukup," teriak orang yang berupaya melindungi Ade.
Pengeroyokan terhadap Ade Armando baru berakhir setelah polisi datang mengevakuasinya ke dalam kompleks DPR/MPR.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyatakan bakal menangkap para pelaku malam ini.
"Malam ini juga tim akan bergerak (menangkap pelaku, red)," ucap Fadil di Kompleks Gedung Parlemen, Senin malam.
Ade Armando menjadi korban pengeroyokan saat hadir di tengah demonstrasi di depan gerbang Gedung DPR/MPR pada Senin (11/4) sore.
BACA JUGA: Sepanjang TNI-Polri Solid, Mimpi Saja Melengserkan Jokowi
Pantauan di lokasi, Ade Armando tiba-tiba menjadi sasaran amukan sekelompok orang yang berada di lokasi aksi unjuk rasa mahasiswa itu.
Namun, mereka tidak terlihat menggunakan atribut mahasiswa.
Akibat aksi kekerasan tersebut, kedua mata Ade Armando mengalami bengkak setelah dikeroyok.
BACA JUGA: Perwira Brimob Meninggal saat Mengamankan Demo di Kendari, Penyebabnya?
Celana Ade juga dilucuti oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab tersebut. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam