Detik-detik Meninggalnya Syaukani, Bapak Pembangunan Kukar

Kamis, 28 Juli 2016 – 14:33 WIB
Syaukani yang selalu didampingi istrinya, Dayang Kartini (kiri) dalam masa perawatan di RSUD AW Sjahranie, Samarinda. Mantan Bupati Kukar itu meninggal dunia, Rabu (27/7). Foto: Ismail/Kaltim Post

jpnn.com - SAMARINDA – Bupati Kukar Rita Widyasari tergesa-gesa menuju Rumah Sakit AW Sjahranie, Rabu (27/7) kemarin. Mengenakan longdress biru muda, Rita langsung memasuki ruang ICCU.

Sopir, pengawal dan ajudan pribadi sang bupati saat itu tak ikut bersamanya. Dari rumahnya di Jalan Langsat, Samarinda, Rita berangkat diantar sopir lainnya. Padahal, Rita itu dijadwalkan mengikuti Rakor Muspida Se-Kaltim di Aula Lamin Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim.

BACA JUGA: Bocah SMP Ikut 24 Pria Gilir Gadis Lugu, Ini Pengakuannya

Dia buru-buru ke rumah sakit setelah mendapat kabar tak enak atas kesehatan sang ayah Syaukani HR. Informasinya, alat ventilator yang digunakan tak berfungsi sebagaimana mestinya. Kaning, sapaan Yaukani kembali kesulitan bernapas.

Ventilator yang terpasang di organ pernapasan Kaning saat itu tak lagi banyak membantu. Tim medis rumah sakit pun memutuskan melepas ventilator untuk sementara.

BACA JUGA: Syaukani Meninggal di Genggaman Tangan Bupati Cantik

Mendapat kabar jika ventilator dilepas, Rita terkejut. Dia khawatir terjadi apa-apa dengan sang ayah. Rupanya benar. Saat ventilator dibuka, semua keluarga panik.

Baru setelah dipasangkan alat pompa manual, Kaning kembali bisa bernapas. Kepada Kaltim Post, saudara Rita, Selvi Agustina menjelaskan, kondisi ayahnya sempat memburuk meski sudah dipasang ventilator.

BACA JUGA: Bu Guru Yang Hebat, 10 Tahun Mengajar ‘Ditemani’ Kanker

"Kami juga heran, saat ventilator dipasang kondisinya susah bernapas. Tapi saat menggunakan pompa manual membaik. Jadi kemungkinan dokter mengganti alat ventilator tersebut barulah kembali normal," terang Selvi.

Ternyata, ventilator sempat tersumbat akibat cairan tubuh yang mengganggu sirkulasi udara pada alat itu. Setelah dibersihkan, ventilator normal kembali. Ketergantungan Kaning pada ventilator begitu besar.

Dia menambahkan, ayahnya juga sempat demam. Sedangkan detak nadi dan tekanan darah menurut dokter terlihat masih normal. Saat itu, keluarga masih fokus dan berharap banyak pada penanganan dokter.

Sekitar pukul 15.10 Wita, suasana nyaris tak berubah. Saat itu, kondisi kesehatan Kaning semakin memburuk. Satu persatu, keluarga terdekat Syaukani yang semula sempat keluar ruang ICCU kembali diajak masuk.

Dari informasi yang dihimpun, di dalam ruang perawatan, para keluarga diminta untuk turut mendoakan dan menyatakan ikhlas jika terjadi sesuatu pada Kaning.

Di ruangan berukurang 4x6 meter itu, Kaning terlihat bersama istri dan dua putrinya. Selain itu juga ada suami Rita Widyasari, para saudara Kaning, para perawat pribadi, Ketua KNPI Kaltim Khairudin dan sopir. Ada juga para pembantu Kaning lainnya. Rita dan Selvi tampak menahan tangis.

Air mata yang menetes cepat-cepat disapu dengan tisu. Keduanya tak henti-hentinya menggenggam tangan Kaning. Sesekali mencium tubuhnya. Anggota keluarga yang lain di ruangan itu membacakan Surat Yasin.

Perawat Kaning bernama Labib juga terlihat membisikkan ayat-ayat Alquran di telinga sebelah kanan. Khairudin juga sibuk membersihkan wajah Syaukani yang sedang terbujur itu.

Tiba-tiba, angka di monitor yang terhubung dengan ventilator kedap-kedip. Bersamaan dengan itu, tim medis pun menyatakan bahwa pria yang dijuluki Bapak Pembangunan Kukar itu sudah tiada. Sontak keluarga Kaning tak kuasa menahan tangis. Rita langsung mencium kening sang ayah. Disusul Selvi dan sang istri Dayang Kartini. (kp/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Habiskan Rp 37 Miliar, Jembatan tak Bisa Digunakan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler