Detik – detik Nur yang Tirakat 40 Hari di Puncak Songolikur Disuruh Turun

Rabu, 05 Juni 2019 – 04:53 WIB
Tim relawan gabungan mengevakuasi Nur Hasan yang sudah tiga pekan berada di Puncak Songolikur. Foto: BPBD JEPARA FOR RADAR KUDUS

jpnn.com, JEPARA - Nur Hasan, 35, warga Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri, Jepara, mencoba bertahan hidup di Puncak Songolikur, Pegunungan Muria. Tujuannya menjalani tirakat selama 40 hari.

Dia sudah tiga pekan terakhir menjalani lakon tersebut. Namun, kondisi kesehatannya semakin memburuk. Akhirnya, relawan dan tim penyelemat gabungan mengevakuasi Nur Hasan, Sabtu (1/6) malam. Butuh waktu 10 jam sejak pemberangkatan tim hingga pemulangan Nur Hasan ke rumah orang tuanya.

BACA JUGA: Hasil Seleksi PPPK Sudah Diumumkan tetapi Tahapan Selanjutnya Belum Jelas

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Arwin Noor Isdiyanto menjelaskan, Nur Hasan ditemukan di Puncak Songolikur dalam kondisi lemas. Dengan berselimut sarung, dia terbaring di dalam gubuk berukuran dua meter yang dibuatnya sejak pertama tinggal di puncak.

”Kondisinya lunglai, karena kurangnya bahan perbekalan dan logistik untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

BACA JUGA: Menantu Bupati Berpeluang menjadi Ketua Dewan

Oleh warga, korban sudah berusaha dibujuk dan diajak untuk turun. Akan tetapi selalu menolak. Dia bersikeras untuk menyelesaikan tirakatnya. Nur Hasan memiliki nazar untuk tinggal menyepi di Puncak Songolikur sampai 40 hari. ”Daripada terjadi apa-apa akhirnya diberangkatkan tim untuk menjemputnya,” imbuhnya.

BACA JUGA: Kisah tentang Kesabaran Guru Sekumpul Hadapi Penyakit

BACA JUGA: PPP Geser Dominasi PDIP, Perindo Melejit

Terakhir kondisi Nur Hasan diketahui oleh seorang pendaki dan relawan dari Kota Semarang. Karena melihat survivor dalam kondisi lunglai, pendaki dan relawan itu kemudian meminta bantuan BPBD Jepara dan relawan gabungan untuk melakukan upaya evakuasi.

Evakuasi dimulai pukul 16.00 Sabtu (1/6) dengan mengirim tim evakuasi yang terdiri dari tim reaksi cepat dan Satgas BPBD Jepara. Relawan gabungan melakukan pergerakan ke Desa Tempur, Keling, sebagai posko lapangan.

Setelah tim berkoordinasi, pukul 19.45 tim evakuasi mulai bergerak ke Puncak Songolikur. Dua jam mendaki, tim sampai di lokasi. Saat ditemukan, Nur sedang tidur dalam kondisi lemas.

Setelah dibangunkan, Nur diberi makanan agar kondisinya membaik. Kemudian diminta keterangan tentang identitas dan keluarga. Tim juga melakukan upaya agar dia bersedia untuk turun gunung.

”Awalnya mengaku sebagai An-Nur warga Tayu, Pati. Berdasar keterangan, survivor (Nur Hasan) memiliki keluarga atas nama Masyhudi di Desa Sirahan, Pati,” kata Abdullah Khandik, salah satu tim yang ikut evakuasi.

Berdasar informasi tersebut, tim komunikator yang ada di BPBD Jepara melakukan pencarian informasi sesuai keterangan Nur. Hasil penelusuran kepada Masyhudi, Nur diketahui berasal dari Desa Banjaran, Kecamatan Bangsri, Jepara. Tim reaksi cepat bergegas melakukan pencarian kepada perangkat Desa Banjaran untuk dipertemukan dengan keluarga.

Tim pertama yang sudah ada di Puncak Songolikur disusul tim kedua yang terdiri dari tenaga medis sampai di puncak pukul 22.30. Selanjutnya melakukan upaya evakuasi menuju posko lapangan di Balai Desa Tempur.

Dua jam kemudian, seluruh tim dan Nur sampai di posko lapangan. Selanjutnya dilakukan cek kondisi oleh dokter dari Puskesmas Keling 1. Lewat dini hari, pukul 02.00 Nur dipertemukan dengan ibunya, Mukaromah.

BACA JUGA: Luna Maya Mengaku Tindakannya Salah

Berdasarkan observasi tim medis, Nur harusnya menjalani rawat inap. Namun survivor menolak, sehingga dikembalikan kepada keluarganya.

”Tim relawan gabungan mengantar sampai di rumah orang tuanya di Dukuh Krajan Tengah, RT 1/RW 2, Desa Srikandang, Bangsri,” terang Arwin. (war/lin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Hiu Mati yang Beredar di Medsos Terlalu Lebay


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler