Detik – detik Perampok Sadis Beraksi, Misyanto Bersimbah Darah, Rp 600 Juta Lenyap

Rabu, 23 Januari 2019 – 17:00 WIB
Lokasi perampokan terhadap nasabah bank di depan Hotel Grand Jamrud 2, Jalan Panglima Batur, Samarinda kemarin. Foto: DWI RESTU/KALTIM POST

jpnn.com, SAMARINDA - Aksi perampokan sadis menyasar nasabah bank terjadi di Samarinda, Kaltim. Sang korban, Misyanto, bersimbah darah setelah berupaya enyelamatkan plastik hitam berisi uang. Tak sedikit, pria kelahiran Sampit, Kalteng, membawa uang Rp 600 juta.

Uang yang baru diambil dari BCA di Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda raib dalam hitungan menit, Selasa (22/1). Dia dirampok di Jalan Panglima Batur, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota.

BACA JUGA: Dulu Tukang Kayu, Kini Bermodal Kristal Mustika Sudah Raup Miliaran

Sebenarnya, kawasan Panglima Batur adalah jalur yang lalu lintasnya cukup padat. Namun, dugaan kuat, para pelakunya sudah memahami seluk-beluk lokasi yang menjadi tempat mereka beraksi.

Seperti yang dijelaskan Herry, salah satu saksi mata. Ada dugaan bahwa korban sudah lebih dulu diikuti para pelaku sebelum beraksi. Pasalnya, Misyanto bersama saudaranya, Nisap (40), sebelumnya mengambil uang di bank.

BACA JUGA: Perampokan Sadis: Misyanto Dibacok, Rp 800 Juta Digondol

Hanya berdua, Misyanto yang berpenampilan santai dengan kaus hitam berkerah dan celana panjang hitam mengemudikan Toyota Fortuner KT 45 M sembari menjinjing plastik besar berisi uang Rp 600 juta.

Sedangkan saudaranya duduk di kursi samping sopir. “Parkir tepat di depan hotel (Grand Jamrud 2),” jelas Herry saat ditemui di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

BACA JUGA: Maling Helm, Paturrahman Babak Belur Diamuk Warga

Saat itu, di depan Toko Obat Sehat milik Herry, terparkir beberapa kendaraan. Nisap turun, uang terbungkus plastik hitam ditaruh di kursi depan.

Mata Misyanto saat itu tak melihat ada dua roda dua yang berusaha mendekati mobilnya. Berhenti masih di badan jalan, pintu mobil Misyanto tak dikunci. “Kakaknya beli obat di tempat saya,” sambung Herry.

Seorang pelaku mengenakan helm tiba-tiba datang dan membuka pintu depan mobil sebelah kiri yang dikendarai Misyanto. Terjadi tarik-menarik kantong plastik berisi uang antara Misyanto dan pelakunya.

“Informasi dari tukang parkir, pelakunya ada empat orang,” ceritanya. Tak berhenti, Misyanto berusaha mengejar pelaku yang sudah menguasai uang senilai Rp 600 juta itu. Nahas, kepala, lengan, dan kaki korban jadi sasaran benda tajam.

Jalanan masih ramai, karena hari beranjak siang sekitar pukul 10.35 Wita. Meski cuaca di Kota Tepian sedikit mendung. “Tidak juga padat, saya di dalam (toko) melayani pembeli. Tapi, saya dengar teriakan dia (korban),” sambungnya.

Begitu di luar, Herry sempat melihat salah seorang pelaku. “Pegang plastik hitam ukuran besar, dan pelakunya seperti mengacungkan parang,” bebernya.

Meski tubuh Misyanto bersimbah darah, korban sempat berusaha mengejar pelaku. “Korban itu sempat teriak-teriak, tapi orang yang kebetulan melintas seperti cuek,” katanya.

Pelaku berhasil kabur, sedangkan korban kembali ke mobil dan jalan sempoyongan. Menahan sakit akibat sabetan benda tajam. Nisap pun berusaha mencari pertolongan. Seketika warga berubah panik. Namun, tak sedikit pula warga yang mengabadikan momen menegangkan itu.

Misyanto pun lantas dibawa ke RS Bhakti Nugraha di Jalan Basuki Rahmat. Namun, tak lama, korban langsung dirujuk ke RSUD AW Sjahranie.

Di ruangan khusus penindakan, Misyanto dirawat. Dua luka di tangan kiri, paha kiri, dan kepala membuat pria 33 tahun itu harus menjalani perawatan intensif. “Akan ada tindakan operasi. Luka yang paling parah itu di kepala. Tapi yang juga rawan ada di tangan kiri karena sampai mengenai tulang,” sebut Humas RSUD AW Sjahranie Samarinda dr Arysia Andhina.

Namun, dokter menyebut kondisi korban semakin membaik. “Bicaranya normal, kondisinya terus membaik,” sambung dokter yang akrab dengan panggilan Sisi tersebut.

Ditemui terpisah, Kapolsek Samarinda Kota Kompol Nur Kholis enggan berkomentar banyak. “Nanti,” singkatnya. Perwira yang baru naik pangkat awal 2019 lalu itu benar-benar irit bicara. Beralasan belum terlalu lengkap memegang data dan informasi, membuat polisi tak berani memberikan keterangan.

Misyanto bukan satu-satunya korban perampokan di Samarinda kemarin. Kejadian serupa juga menimpa Lambertus Habut. Uang tagihan yang hendak disetorkan ke perusahaan lenyap dirampok. Kejadiannya sekitar pukul 14.15 Wita, beberapa jam setelah kejadian yang menimpa Misyanto.

Lambertus Habut menyebut, pelaku membawa kabur tas berisi uang senilai Rp 70 juta, beserta dompet berisi uang, termasuk surat-surat penting, dan handphone. Diperkirakan total kerugian mencapai Rp 100 juta. Semuanya raib dari mobil boks dengan nomor polisi L 8444 LH yang dikemudikan Amin.

Lambertus menyebut, dua pria yang tak dikenalnya itu sempat mengelabui rekannya, Amin yang menunggu di mobil tepatnya di depan toko UD Sumber Agung, Jalan Pahlawan, Samarinda Ulu. Kala itu, dia masuk ke toko tersebut untuk memeriksa barang dagangan.

Dia kaget mendengar uang dan barang berharga miliknya dicuri. “Saya masuk ke toko (UD Sumber Agung), uang titip sama teman (Amin),” jelasnya.

Menurut penuturan Amin, seseorang menghampiri dan mengatakan ban mobil kempis. Pria berusia 53 itu pun memeriksa. Dia lupa, tas berisi uang dibiarkan begitu saja. “Rupanya, salah satu pelakunya buka pintu dan mengambil tas itu,” ceritanya.

Aksi pelaku mulus, meski saat itu kondisinya ramai dengan aktivitas warga. “Ada beberapa mobil di depan toko. Kami parkir di pinggir jalan,” jelasnya. Keduanya lantas menuju Polsek Samarinda Kota. Lantaran berbeda wilayah hukum, kejadian yang menimpa Lambertus ditangani Polsek Samarinda Ulu. (*/dra/rom/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswi Jadi Muncikari, Pemilik Online Shop Ikut Jual Diri


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler