Detik-detik Runtuhnya Atap Ruang Inap RSAL dr Ramelan

Senin, 19 Maret 2018 – 05:58 WIB
Suasana beberapa saat setelah atap ruang inap pavilliun 7 RSAL dr Ramelan Surabaya runtuh, Minggu (18/3/2018). FOTO: Dipta Wahyu/Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Keluarga pasien cerita tentang kejadian runtuhnya atap bangunan Ruang Saraf Paviliun VII RSAL dr Ramelan Surabaya.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (18/3) pukul 08.20. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Namun, empat pasien mengalami luka ringan akibat tertimpa puing bangunan.

BACA JUGA: Hujan Deras Angin Kencang, 13 Rumah Warga Rusak Parah

Cuaca cerah saat kejadian kemarin pagi. Mendadak, bangunan yang baru direnovasi tiga bulan lalu tersebut runtuh.

Pasien dan keluarga pasien kaget. Sebelum ambruk, terdengar suara gemuruh dari bagian atas ruang rawat inap untuk pasien laki-laki itu.

BACA JUGA: Panen Padi, 9 Warga Disambar Petir, 3 Meninggal

”Saya kira suara kereta makanan, tapi keras sekali,” ungkap Muhammad Hasan, salah seorang saksi yang berada di ruangan itu saat kejadian.

Atap yang ambruk mengarah ke dalam ruangan. Saat kejadian, Hasan sedang menunggui ayahnya, Abdullah, di dalam ruangan itu.

BACA JUGA: Perluasan Pelabuhan Gili Mas Dibagi 4 Tahap

Spontan, Hasan mendekap tubuh ayahnya untuk menghindarkannya dari reruntuhan.

Setelah memastikan tidak ada reruntuhan tambahan, dia membopong ayahnya ke luar ruangan. ”Ada galvalum yang menutupi pintu. Saya dorong sampai pintu bisa terbuka,” imbuhnya.

Hasan bercerita, ayahnya baru dipindahkan ke ruang saraf tersebut pada Jumat sore (16/3). Pada Sabtu malam (17/3), hujan lebat mengguyur kawasan Surabaya Selatan.

Pegawai swasta itu mempunyai firasat sebelum kejadian tersebut. ”Hawanya tidak biasa, dingin sekali, sampai saya tidak bisa tidur,” ulasnya.

Kondisi bangunan, menurut Hasan, dinilai cukup kukuh dan masih layak. Dia menggambarkan kondisi atap masih terlihat baru dan tidak ada retakan.

Hasan menduga, penyebab runtuhnya atap adalah konstruksi galvalum yang tidak kuat menahan beban genting. ”Gentingnya yang jatuh besar-besar,” jelasnya.

Peristiwa tersebut dibenarkan oleh Kepala RSAL dr Ramelan dr IDG Nalendra D.I. SpB Sp BTKV(K). Menurut dia, sejumlah upaya perbaikan pada gedung lama sudah dilakukan.

Namun, pihaknya belum mengetahui pasti penyebab runtuhnya atap ruang saraf tersebut. ”Sebelumnya dari kayu, sudah kami ganti galvalum. Seharusnya lebih kuat,” katanya.

Saat kejadian, ada sembilan orang di dalam ruangan tersebut. Yakni, tujuh pasien, Hasan, dan seorang perawat jaga. Untuk sementara, pihak RS memilih memindahkan semua pasien di paviliun VII.

Pasien yang tidak mengalami luka sudah dipindahkan ke ruangan lain. Empat pasien yang mengalami luka-luka akibat reruntuhan harus dibawa ke IGD.

”Dua orang lecet, satu luka robek di kepala sudah dijahit. Satu pasien yang terkena benturan sudah menjalani CT scan dan hasilnya normal,” imbuhnya.

Korban yang berada di IGD tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Setelah mendapatkan penanganan, korban langsung dipindahkan ke ruangan masing-masing.

Kecuali, ada kelainan sebelum pasien masuk ke RSAL dr Ramelan sehingga memerlukan penanganan khusus.

”Kami pindahkan di banyak ruangan, seperti yang mengalami stroke ditempatkan di ruang HCU jantung. Perawat yang menangani stroke ya khusus, kami geser ke situ,” paparnya.

Nalendra menambahkan bahwa kondisi psikis seluruh korban cukup baik. Dia mengakui, dampak awal yang dirasakan korban adalah shock. Namun, setelah dilakukan perawatan, hal tersebut bisa diatasi. ”Soal kondisi psikis, tidak ada masalah. Mereka masih bisa cerita,” ujarnya.

Hingga tadi malam, belum diketahui penyebab pasti runtuhnya atap salah satu bangunan RSAL itu. Nalendra menyerahkan secara penuh kepentingan investigasi kepada Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).

Tim dari RSAL juga sedang mendata kerugian material. Untuk sementara, garis polisi sudah dipasang untuk melancarkan proses investigasi. (din/c6/ady)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilih Sementara 908.540 Orang


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler