jpnn.com, SEMARANG - Seorang sopir Bus Rapid Transit atau BRT Trans Semarang ditemukan meninggal dunia di Terminal Mangkang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) Minggu (6/10).
Korban bernama Jumadi, menghembuskan napas terakhirnya selepas bertugas menarik penumpang Koridor 1 Terminal Mangkang-Terminal Penggaron.
BACA JUGA: Pascakecelakaan Maut, Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga Meninggal Dunia di RS Telogorejo Semarang
Saat itu korban hendak melepas lelah di sebuah warung makan kompleks Terminal Mangkang, sekitar pukul 16.00. Namun, belum sampai warung makan yang dituju korban ambruk tak sadarkan diri.
Peristiwa itu disaksikan oleh Poniyem (64), satu di antara pemilik warung makan Kompleks Terminal Mangkang. Kendati begitu, dia tak mengetahui penyebab jatuhnya Jumadi secara mendadak itu.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pendaftaran PPPK 2024, Ketum Partai Mengianaya Istri Muda, KPK Gelar OTT
"Jatuhnya tengkurap, bibir dan dahinya keluar darah," kata Poniyem kepada awak media, Senin (7/10).
Seketika, para rekan korban sesama sopir langsung menhampiri untuk memberikan pertolongan. Tak terkecuali dirinya dan pedagang-pedagang lainnya.
BACA JUGA: Heboh Ketum Parpol Dilaporkan ke Polisi Gegara Aniaya Istri Muda, Ini Analisis Reza
Tak berapa lama aparat kepolisian, tim medis, dan pihak keluarga datang. Jenazah korban lantas dilarikan ke rumah duka menggunakan ambulans.
"Istrinya bilang kalau Pak Jumadi sempat periksa ke Puskesmas karena penyakit vertigo," kata Poniyem.
Kepala Badan Layanan Umum Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLU UPTD) Trans Semarang Haris Setyo Yunanto mengatakan korban dinyatakan meninggal dunia setelah jatuh pingsan.
Jumadi meninggal dunia setelah menyelesaikan perjalanan yang ke tujuh Koridor 1 Terminal Mangkang-Terminal Penggaron pada akhir pekan pertama Oktober ini.
"Iya, sebelum dinyatakan meninggal dunia, ceritanya Pak Jumadi lagi jalan ke warung makan lalu pingsan dan muntah darah," kata Haris menyatakan jenazah langsung dimakamkan di malam hari yang sama.
Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, Jumadi tak pernah mengeluh sakit alias sehat selama bertugas sebagai pengemudi Trans Semarang 12 tahun terakhir ini.
Kendati begitu, pihaknya akan memastikan dan melakukan tes kesehatan bagi seluruh pengemudi, kondektur, hingga kru Trans Semarang.
"Mendiang Pak Jumadi sudah bekerja kurang lebih 12 tahun. Jam kerja driver BRT Trans Semarang ini mulai pikul 05.30 sampai kurang lebih 17.30 WIB," ujarnya.(mcr5/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Wisnu Indra Kusuma