jpnn.com, JAKARTA - Industri kelapa sawit berpartisipasi dan mendukung pemerintah dalam pameran Hannover Messe 2023 yang diselenggarakan di Jerman, pada 17-21 April.
Adapun Industri kelapa sawit menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, yang memberikan nilai ekspor nonmigas sebesar 13,5% atau setara dengan USD 39 miliar pada 2022.
BACA JUGA: Karya Pengurus Gekrafs jadi Kebanggaan Presiden Jokowi di Hannover Messe 2023
Dalam ajang tersebut, Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) turut menjadi bagian dari co-exhibitor bersama Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (Gapki), Indonesia Biofuel Producer Association (Aprobi).
Kemudian, Indonesian Oleochemical Manufacturer Association (Apolin), dan Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI ), serta mengajak lembaga pendidikan/riset dari pusat rekayasa katalis ITB.
BACA JUGA: BPSDMI Dukung Investasi Industri Pada Hannover Messe 2023
Tujuan keikutsertaan Industri kelapa sawit indonensia dalam pameran ini yaitu menunjukan kepada dunia, khususnya kepada masyarakat Uni Eropa tentang manfaat kelapa sawit untuk produk pangan dan energy terbarukan, dan pengelolaan kelapa sawit Indonesia dikelola dengan berkelanjutan.
Paulus Tjakrawan, Ketua Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia mengatakan kehadiran mereka di Hanover Messe 2023 didorong oleh beberapa hal, utamanya adalah mendukung upaya promosi, aksi diplomasi pemerintah di Eropa untuk produk sawit dan perdagangan.
BACA JUGA: Hadiri Pembukaan Hannover Messe 2023, Jokowi Undang Investor ke Indonesia
"Secara khusus kami mengharapkan agar dunia usaha dan masyarakat Eropa-Germany dapat lebih mengerti tentang biodiesel dari sawit serta adanya kerjasama pengembangan renewable energy serta untuk menghilangkan hambatan perdagangan,” ujar Paulus Tjakrawan, dalam keterangannya, Jumat (21/4).
Menurut Paulus, industri kelapa sawit selalu berupaya memenuhi prinsip dan kriteria keberlanjutan bersama-sama pemerintah dan dunia usaha.
Dukungan pemerintah terhadap industri kelapa sawit, seperti sejak 2011, dikeluarkan peraturan yang melarang lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit dari hutan. Kemudian, sejak 2018, belum ada perluasan izin penggunaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit.
Pengelolaan kebun kelapa sawit pun sudah memaksimalkan upaya circular economy untuk petani dengan mengelola kebun sawit tanpa bahan kimia dan memanfaatkan limbah sawit.
Hal tersebut ditegaskan oleh ketua masyarakat perkelapasawitan Indonesia Darmono Taniwiryono. Menurutnya petani sudah mengelola kebun dengan berkelanjutan, memanfaatkan limbah kelapa sawit yang ada.
Saat ini juga telah dilaksanakan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dengan sekitar 700 perusahaan bersertifikat.
"Upaya ini dilanjutkan dengan lebih banyak dukungan kepada petani kecil. Saat ini, ISPO hilir dan Indikator Keberlanjutan Bioenergi Indonesia (IBSI) juga sedang dikembangkan," tutur Darmono. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh