jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Chairudin Bangun berharap media tetap kritis memberitakan persoalan yang terjadi di Pulau Papua. Dia meminta media tidak mudah mempercayai klaim sepihak aparat keamanan atas kondisi yang terjadi di Bumi Cendrawasih.
Hendry pun menyoroti tentang perlunya awak media turun ke lapangan menguji klaim tersebut. Sebab, media harus menyajikan berita berdasarkan fakta.
BACA JUGA: Dilabrak Nikita Mirzani, Elza Syarief Lapor ke Dewan Pers
Hendry menyampaikan hal itu setelah menghadiri acara "Memberitakan Papua Dalam Kerangka Etika Jurnalistik dan Keadaban Nusantara" di kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (6/9).
"Kami mengimbau, kalau mau membuat berita itu cek ke lapangan. Jangan hanya talking-talking. Sebab, kalau ditanya nanti (ke) TNI 'aman, kok'. 'Sudah kondusif'. Namun, di setiap sepuluh meter sudah ada yang jagain," ucap Hendry.
BACA JUGA: Masih Ada Selebaran, Pasukan TNI dan Brimob Tetap Siaga
BACA JUGA: Mentersangkakan Victoria Koman Tidak Menyelesaikan Masalah di Papua
Dia lantas mencontohkan beberapa media yang telah melakukan cek fakta lapangan atas kondisi Pulau Papua. Seperti yang dilakukan RRI dengan menggambarkan situasi di Papua yang masih memerlukan pemulihan setelah pecah kerusuhan.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Fadli Zon terkait Masalah Papua
"Saya juga mengecek (ke) wartawan RRI, 'Bagaimana?'. 'Sudah, kok, sudah jualan, tetapi masih dibersih-bersihkan kacanya, mobil-mobil yang terbakar digeser, orang sudah banyak di jalan'," lanjut dia.
"Jadi, yang penting media dapat gambaran, sehingga enggak hanya talking news," papar dia.
Hendry menekankan, pemberitaan haruslah mendalam dan komprehensif tanpa mengaburkan konteks yang terjadi. Dengan begitu, masyarakat tidak akan kecewa dengan sajian pemberitaan.
"Ya, bikin liputan yang lebih mendalam, komprehensif, lengkap. Konteksnya ada. Supaya jangan kalau ada berita Papua, ada yang seperti ini," timpal dia. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Bergerak ke Papua, Telisik Kemungkinan ISIS Terlibat Kerusuhan
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan