jpnn.com - MEDAN – Sungguh tragis nasib Dewi Sartika Boru Banjarnahor (34).
Dia korban jambret yang menghembuskan napas terakhirnya setelah tersungkur dari atas becak bermotor (betor).
BACA JUGA: Digilir 2 Pacar sampai Hamil, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?
Malangnya lagi, ibunda korban, Rusdaya Boru Nainggolan (65) yang tengah dirawat di rumah sakit umum Aek Kanopan, juga meninggal dunia karena syok mendengar kabar anaknya, Dewi, meninggal.
Isak tangis keluarga pecah di rumah duka kediaman korban, di Jalan Ringroad/Gagak Hitam, Jalan Mega, Gang Guntur, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (25/10).
BACA JUGA: Pangarmatim Pimpin Sertijab Danlantamal VII Kupang
Para keluarga, sanak family serta tetangga tampak ramai memenuhi rumah semi permanen yang berada di mulut gang tersebut.
Suami korban, Markus Simanjuntak juga berkali-kali menghapus air matanya. Ia tak mampu membendung kesedihannya karena ditinggal istri tercintanya.
BACA JUGA: Hmmm... Nurhajizah Mengaku Tak Keluar Sepeser pun Jadi Wagubsu
Apalagi, mereka masih memiliki dua anak yang masih kecil-kecil. Suaminya pun lebih memilih diam ketika sejumlah awak media hendak mewawancarainya.
Christian Simanjuntak (60), Bapak Uda korban menuturkan, awalnya korban merencanakan untuk berangkat ke Aek Kanopan untuk melihat ibundanya yang masuk rumah sakit.
Korbanpun berangkat naik bettor dari rumahnya bersama adiknya, Agustini Boru Banjarnahor (26) yang tengah hamil.
Tujuannya ke Terminal Amplas agar bisa melanjutkan naik bus ke Aek Kanopan.
“Begitu betor mereka melintas di Jalan Ringroad/Gagak Hitam, Senin (24/10) pukul 18.30 WIB, betor mereka dipepet pengendara Honda Beat yang berboncengan. Trus, tas korban ditarik jambret, tapi korban dan Agustini mempertahankan tasnya. Sehingga tarik-meraik. Korban lalu jatuh tersungkur, sedangkan tas korban tak berhasil diambil jambret itu. Kepala korban terbentur keras ke aspal. Saat itu, pelaku langsung lari kabur,” kata Christian.
Menurut dia, korban sempat dilarikan ke RS Tere Margaret di Jalan Ringroad/Gagak Hitam. Sayangnya, nyawa korban tak tertolong hingga akhirnya tutup usia.
Akibat terjatuh menghantam aspal, pergelangan tangan Dewi sebelah kiri patah. Kepala belakangnya sebelah kiri juga berlumuran darah dan keempat jarinya di tangan kiri juga patah.
"Sudah diperingati sama tukang becak soal tas itu agar disimpan baik-baik," ujar adik korban, Agustini menyambung pembicaraan dengan wartawan Koran ini.
Bahkan, sambung Agustini, saat kejadian penjambretan itu, sopir betor juga berusaha membantu dengan menabrakkan becaknya ke dua pelaku yang mengendarai Honda Beat.
Namun sayang, upaya yang dilakukan sopir betor itu tak membuahkan hasil.
Saat lagi berbincang dengan Koran ini dan sejumlah wartawan, tiba-tiba tangis keluarga korban semakin pecah.
Sebab, datang kabar dari Aek Kanopan bahwa ibunda korban turut meninggal dunia di Aek Kanopan, Labuhanbatu.
Ibunda korban, Rosdaya boru Nainggolan yang sebelumnya mengalami sakit keras, menghembuskan napas terakhirnya setelah mendapat kabar, kalau anaknya tewas dalam insiden penjambretan itu.
"Mendengar kabar kak Dewi jatuh dan meninggal, mamak meninggal dunia," kata Agustini.
Mendengar itu, suara tangis pun semakin pecah. "Tadi kami memang mendapat kabar kalau ibunya juga meninggal dunia. Kok sedih kali nasibnya," ujarnya.
Dia menambahkan, korban pergi meninggalkan suaminya Markus Simanjuntak dan dua putirnya yang masih kecil.
"Anaknya ada dua dan masih kecil-kecil. Kasihan sekali anak yang ditinggalkannya," katanya. Rencananya, jenazah Dewi akan disemayamkan di TPU daerah Simalingkar, Rabu (26/10).
Sementara, Kapolsekta Sunggal, Kompol Daniel Marunduri membenarkan adanya kejadian tersebut. "Kasus itu masih dalam penyelidikan," singkat Daniel. (ted/ila)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ridwan Kamil Sampai Minta Maaf Dua Kali
Redaktur : Tim Redaksi