Dhaup Ageng Pakualaman: Pagi Siraman, Malam Midodareni

Jumat, 04 Januari 2019 – 15:57 WIB
BPH Kusumo Bimantoro yang merupakan putra sulung Paku Alam X menjalani siraman di Kagungan Dalem Parangkarsa, Pura Pakualaman, pukul 10:30 WIB. Foto: Kadipaten Pakualaman

jpnn.com, JOGJA - Prosesi Dhaup Ageng yang merupakan pesta pernikahan antara BPH Kusumo Bimantoro dan Maya Lakshita Noorya terus berjalan.

BPH Kusumo dan Lakshita sudah menjalani siraman di Pura Pakualaman, Yogyakarta, Jumat (4/1).

BACA JUGA: Intip Lima Hidangan Khas dalam Dhaup Ageng Putra Paku Alam X

Mempelai wanita terlebih dahulu menjalani siraman di Gandok Wetan Kagungan Dalem, Kepatihan Pakualaman, pukul 09:00 WIB.

Sementara itu, BPH Bimantoro yang merupakan putra sulung Paku Alam X menjalani siraman di Kagungan Dalem Parangkarsa, Pura Pakualaman, pukul 10:30 WIB.

BACA JUGA: Mengenal Bucalan, Ritual Jelang Dhaup Ageng Pakualaman 2019

Sri Ratna Saktimulya alias Nyi MT Sestrorukmi yang mendampingi mempelai wanita saat siraman mengatakan, prosesi diawali dengan sungkeman kepada ayah dan ibu Lakshita.

BACA JUGA: Mengintip Persiapan Dhaup Ageng Putra Sulung Paku Alam X

“Mbak Shita mengenakan kebaya dan sanggul biasa. Setelah siraman lantas masuk kamar untuk berganti pakaian,” kata Sakti dalam konferensi pers di Pakualaman, Jumat (4/1).

Dia menambahkan, Shita mengenakan sekar melati sebagai penutup dada. Setelah siraman, prosesi dilanjutkan dengan pecah klenting.

Selanjutnya mempelai wanita dibawa ke kamar pengantin untuk bercukur rambut.

“Saat siraman ada tiga baki yang isinya di antaranya handuk,” kata Sakti.

Di sisi lain, siraman mempelai pria kali pertama dilakukan oleh GKBR AA Paku Alam, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Raden Ayu Harnadi, Gusti Bendoro Raden Ayu Retno Martani, G.R.Ay Retno Rukmini, G.R.Ay Puger, GKR Galuh Kencono, GKR Wandan Sari, dan istri pengusaha Arifin Panigoro.

Muhammad Bagus Febriyanto alias Mas Ngabei Citropanambang yang juga mendampingi siraman mempelai pria mengatakan, BPH Bimantoro mengenakan kain bermotif grompol.

Menurut dia, kain itu memiliki makna mendalam. Bagus menjelaskan, grompol bermakna guyub.

“Harapannya, ketika besok sudah sah menjadi suami istri mereka diiringi semangat hidup rukun,” kata Bagus.

Sementara itu, malam ini akan dilangsungkan midodareni di Kagungan Dalem Parangkarsa (Pura Pakualaman) dan Kagungan Dalem Kepatihan (Kadipaten Pakualaman) pukul 19:00 WIB. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diminati Masyarakat, Prosesi Dhaup Ageng Sarat Makna Budaya


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler