jpnn.com, MALAKA - Kementerian Pertanian (Kementan) secara resmi melepas ekspor perdana bawang merah ke Timor Leste sebanyak 30 ton di Pos Lintas Batas Motamasin, Kabupaten Malaka, NTT, Kamis, (12/10/).
Bawang merah yang diekspor adalah hasil pertanian dari petani di kabupaten wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste, yaitu Malaka dan Belu.
BACA JUGA: Bawang Merah Pembuka Pintu Ekspor Indonesia ke Timor Leste
Pelepasan ekspor dilakukan di perbatasan RI-Timor Leste oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang diwakili Staf Ahli Mentan Bidang Infrastruktur Ani Andayani dan Menteri Pertanian dan Perikanan yang diwakili Dirjen Peternakan, Republic Democrate of Timor Leste (RDTL), Joanita Dakosta Jong.
"Dengan ini secara simbolis kami menyerahkan ekspor 30 ton bawang merah untuk Timor Leste dan selanjutnya kami harapkan kerja sama ekspor akan terus berjalan," ujar Ani yang juga menjadi penanggungjawab Program Upaya Khusus (Upsus) Provinsi NTT.
BACA JUGA: Mentan Amran Target Panen Musim Ketiga 1 Juta Hektare
Sambil berdiri di dekat batas nol kilometer batas antara Indonesia dan Timor Leste, Ani menyerahkan beberapa plastik bawang untuk rombongan Joanita.
BACA JUGA: Mulia Sekali, Mentan Berikan Gajinya Untuk Dua Petani Ini
Sementara itu, beberapa truk yang membawa puluhan ton bawang merah sudah disiapkan depan pintu masuk pos perbatasan untuk memasuki wilayah Timor Leste.
"Kami senang sekali bisa terwujudnya kerja sama ekspor bawang merah dan kami disambut dengan baik di sini. Harapan kami juga kerja sama Indonesia dan Timor Leste akan berjalan dengan baik," kata Joanita usai menerima simbolis bawang merah organik ekspor dari NTT.
Ani Andayani menjelaskan bawang merah diangkut melalui kontainer, di mana tiap kendaraan mengangkut sekira 5 ton.
Tahun ini ekspor bawang merah direncanakan 200 ton yang dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan kuota dari RDTL.
“Pengembangan bawang merah di NTT terencana 200 hektare dari potensi lahan 3.000 sampai 4.000 hektare. Meski baru diimplementasikan beberapa bulan silam, tapi produktivitasnya cuma tinggi, mencapai 16 ton per hektare. Malaka kelebihannya perolehan air cukup," imbuh Ani.
Menurut Ani, tingginya produktivitas tersebut berdampak terhadap persentase kontribusi Malaka terhadap total produksi bawang merah di NTT, mencapai 20 persen (500 ton). Sedangkan di tingkat nasional, kontribusi NTT baru 0,16 persen.
“Tapi, ekspor sudah banyak, 3,5 persen kontribusi untuk nasional," jelas Ani.
Indonesia sejak 2016 sudah ekspor bawang merah, tapi pada 2017 volumenya melonjak drastis dengan kualitas tinggi.
Bawang merah Malaka dan Belu telah mengantongi sertifikat dari Badan Karantina Kementan, jenis organik, memenuhi standar, dan layak ekspor.
“Kalau ini menjadi ikon Malaka di pertanian, sudah tepat," sebut Ani.
Hadir pada pelepasan ekspor dan Gebyar ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, Staf Ahli Mentan Bidang Bioteknologi, Gardjita Budi, Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran, Bupati Belu, Willy Brodus Lay, Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, Yohanes Tay Ruba, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Amran Sebar Kartu Tani di Ciamis
Redaktur & Reporter : Natalia