jpnn.com, YOGYAKARTA - Ada yang menarik dari perhelatan Olimpiade Fisika Internasional atau International Physics Olympiad (IPhO) 2017. Saat pembukaan, Indonesia mengajak 86 negara peserta IPhO 2017 untuk membangun jejaring Komunitas Fisika, sehingga bisa berperan aktif mengatasi tantangan permasalahan global.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen Kemendikbud), Hamid Muhammad, menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan masa depan pendidikan dihadapkan pada tantangan pembangunan global berkelanjutan yang sangat krusial. Tantangan itu, menurut Dirjen Hamid, diantaranya berupa ketimpangan pembangunan, kemiskinan, kesehatan, krisis energi dan kerusakan lingkungan karena pembangunan fisik yang tidak ramah lingkungan, dan bersifat tidak berkelanjutan.
BACA JUGA: Mendikbud Muhadjir: Pramuka Bangun Rasa Kebinekaan Sejak Dini
“Tantangan ini dapat dijawab melalui pendidikan sains, khususnya Fisika yang berkualitas,” ujar Hamid pada Pembukaan IPhO 2017, di Yogyakarta, Senin (17/7).
Menurutnya, ajang ini sangat penting untuk menumbuhkan kecintaan para siswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, mengembangkan sains yang berkualitas dan membangun jaringan global ilmu pengetahuan, membangun masa depan dunia yang lebih baik.
BACA JUGA: Hari Pertama Sekolah, Mendikbud Pimpin Apel Anak Cerdas Berkarakter
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Paku Alam X mengapresiasi manfaat IPhO bagi para siswa SMA. Perhelatan ini, lanjut Paku Alam, bisa memfasilitasi, menumbuhkembangkan potensi Fisika para siswa SMA dari seluruh dunia agar memiliki kesempatan untuk mencapai prestasi saintifiknya secara optimal di tingkat Internasional, mencari siswa-siswa unggul pada bidang sains yang diminatinya.
“Pelaksanaan Olimpiade secara berkelanjutan akan berdampak positif pada pelaksanaan proses pembelajaran untuk menjadi lebih kreatif, inovatif dan pada gilirannya siswa akan memiliki kesempatan mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuannya,” ujarnya.
BACA JUGA: Tingkatkan Semangat Pancasila, Siswa Papua dan Papua Barat Dibekali Empat Pilar
Dirjen Hamid menambahkan, penguasaan bidang-bidang yang memfokuskan pada perubahan dan keberlanjutan masa depan dan kehidupan umat manusia diperlukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.
“Contohnya (penguasaan) kecerdasan buatan bidang teknologi aeronautka (pengkajian pesawat terbang dan roket), dan ruang angkasa. Sektor pengembangan energi terbarukan yang handal mudah dan bersih, inovasi penyembuhan penyakit seperti kanker, pengembangan vaksin, dan obat-obatan,” ujarnya.
Sehingga, ajang IPhO bukan sekadar menjadi sarana berkompetisi, tapi juga menyemai benih-benih saling memahami antar bangsa, dan terwujud persahabatan dan kerja sama bidang Fisika dan pendidikan Sains yang berkualitas.
“Saya meyakini para peserta IPhO merupakan calon ilmuwan muda dunia, yang akan memperoleh pengalaman berharga, sehingga lebih menyukai Ilmu Fisika. Kecintaan itu diungkapkan dengan berperan lebih jauh lagi untuk menjawab tantangan pembangunan dunia,” pesan Dirjen Hamid.
IPhO merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan secara individual, bagi siswa jenjang Sekolah Menengah Atas. Para peserta mengikuti dua jenis tahapan lomba yaitu tahap teori, dan praktik. Masing-masing negara bisa mengirimkan maksimal lima orang peserta dengan dua guru pendamping.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 650 Siswa Papua, Papua Barat, dan 3T Ikut Program Afirmasi Pendidikan Menengah
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad