Di Amerika, Jokowi Pastikan Indonesia tidak Takut Teroris

Rabu, 17 Februari 2016 – 11:24 WIB
Presiden Joko Widodo.. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - AMERIKA--Salah satu sesi dalam Reatreat II ASEAN-US Summit yang dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Februari 2016 di Sunnylands Historic Home adalah mengenai terorisme.

Pada kesempatan ini, Presiden Joko Widodo diminta untuk  menjadi pembicara pertama dalam diskusi tentang counter terorisme.

BACA JUGA: Sadis! ISIS Penggal Kepala Remaja yang Setel Musik Barat

Pada pidato pembuka, pria yang akrab disapa Jokowi itu menyampaikan apresiasi atas simpati dan perhatian negara-negara anggota ASEAN dan AS terhadap teror di Jakarta, 14 Januari 2016 lalu.

 Presiden juga menyatakan kebanggaannya terhadap ketahanan dan kebaranian masyarakat Indonesia dalam menghadapi teror tersebut.

BACA JUGA: Ini Reaksi PBB Atas Serangan di Suriah

“Saya juga bangga kepada aparat keamanan Indonesia,” ujarnya.

Ia memastikan dalam waktu relatif singkat, situasi di Indonesia sudah terkontrol dan Jakarta kembali normal.

BACA JUGA: Demi Teleskop Raksasa Ini, 10 Ribu Orang Dipindahkan

 “Namun kami tetap waspada terhadap ancaman teror,” imbuhnya.

Menurut Jokowi, ancaman bom di Jakarta mengingatkan pentingnya kerjasama dalam tiga hal, yakni mempromosikan toleransi, memberantas terorisme dan ekstrimisme, serta mengatasi akar masalah dan menciptakan suasana kondusif terhadap terorisme.

Kombinasi penggunaan hard power dan soft power dibutuhkan dalam mengatasi ekstrimisme. Terkait pendekatan hard power, Indonesia tengah mengkaji ulang Undang-Undang Terorisme. Ini dimaksudkan untuk penguatan payung hukum dalam menghadapi terorisme.

“Penguatan legislasi ini, tentunya dilakukan dengan mempertimbangkan penghormatan terhadap hak asasi manusia,” tegasnya.

Di waktu bersamaan, pendekatan soft power juga diperkuat. Caranya dengan melakukan pendekatan agama dan kebudayaan, melibatkan masyarakat, serta organisasi masyarakat dan keagamaan. Diversifikasi pendekatan deradikalisasi dan kontra radikalisasi juga dilakukan melalui program rehabilitasi narapidana teroris serta program penerimaan kembali (reintegrasi) di masyarakat. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah 6 Bulan Ditahan, Teroris Bangkok Belum Ngaku Salah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler