Di Bali Miss World, di Jakarta World Muslimah

Harus Salihah, Smart, dan Stylish

Sabtu, 14 September 2013 – 10:05 WIB
Para peserta World Muslimah menjalani uji kemampuan membaca Alquran dalam karantina di Subang, Jumat (13/9). FOTO: EPA

JAKARTA - Pada saat peserta pemilihan Miss World 2013 sedang menjalani karantina di Bali sejak minggu lalu, di Jakarta digelar kontes World Muslimah mulai Rabu (11/9). Ajang tersebut digelar sebagai wadah bagi para perempuan berjilbab yang tidak mau melepaskan pakaiannya untuk mengikuti kontes ratu kecantikan. 



Pendiri World Muslimah Foundation Eka Shanty mengatakan, penyelenggaraan ini tidak didesain untuk menyaingi kontes Miss World. "Kami sudah tiga kali mengadakan, justru Miss World yang datang ke sini," ujarnya.



Sejak kali pertama diadakan pada 2011, World Muslimah juga selalu berlangsung pada September. 



Tahun ini ajang kecantikan bagi perempuan muslim sedunia itu akan diikuti 20 kontestan yang berasal dari enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Bangladesh, Nigeria, dan Iran. Eka menjelaskan, audisi peserta World Muslimah dilaksanakan secara online.


Mulanya, audisi awal diikuti sebelas negara dengan 551 peserta pada Juni hingga Juli 2013. Dari jumlah itu, terpilih top 100 semifinalis. Mereka lantas menyampaikan video tentang diri dan beragam aktivitas sosial yang sudah dilakukan. "Seleksi video dilakukan melalui YouTube," tambahnya. 



Nah, saat ini terpilih 20 finalis yang berkumpul di Jakarta dari berbagai negara. Mereka akan bersaing untuk meraih gelar World Muslimah 2013, runner-up I, dan runner-up II. Selain itu, ada beberapa kategori baru. Yakni The Most Inspiring Video, The Most Favorite, The Most Talented, The Best Alquran Recitation, dan The World Netizen Muslimah. 



Konsep acara World Muslimah juga diklaim Eka berbeda dengan kontes ratu kecantikan lainnya. Pergelaran tersebut, menurut dia, lebih menonjolkan sisi spiritualisme. Dari segi kostum, dipastikan tidak akan ada sesi mengenakan pakaian minim. 



"Sebaliknya, semua pakaian modis kontestan harus sesuai dengan syariat Islam. "Apalagi, tahun ini aspek penilaian tak hanya melibatkan unsur kecantikan," terang Eka, "tapi didasarkan pada tiga hal, yakni  salihah, smart, dan stylish.



Salihah adalah penilaian karakter dengan peserta akan mengaji bersama untuk mendapatkan sepuluh besar. Setelah itu ada segmen smart, yakni menilai komitmen, hingga terpilih lima besar. Sisanya akan masuk ke segmen stylish dan memilih satu di antara enam kategori pertanyaan. Enam kategori tersebut mengacu pada enam gaya hidup Islam yang akan dikampanyekan jika nanti terpilih sebagai World Muslimah. Keenamnya adalah islamic fashion, islamic syariah, food halal, fundamental education, funding, dan tourism. 



Eka mengakui, dalam pergelaran nanti, peserta tetap akan berlenggak-lenggok di atas catwalk. "Ya, kami tetap ada runway, tapi bukan untuk berpose atau hanya berlenggak-lenggok hanya untuk dilihat. Tapi, saat dia berjalan tentu dengan koreografi," jelas Eka. 



Selain unik dari busana para finalisnya yang berjilbab serta proses seleksi, keunikan ditemukan dalam sistem penjurian. Tim juri akan menyeleksi kontestan hingga dua besar. "Selanjutnya, ada seratus anak yatim yang akan memilih pemenang dari dua besar yang terpilih," terang Eka.



Malam final World Muslimah pada 18 September akan diramaikan artis-artis tanah air seperti The Massive, Opick, Melly Goeslaw, dan penyanyi cantik Raissa. "Selain itu, ajang kecantikan ini didukung desainer-desainer ternama yang akan menampilkan busana muslim," ujar Eka. (puj/hen/c9/kim)

 

BACA JUGA: Faktor Kesuburan Pengaruhi Resiko Kanker Pada Anak

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekasih Terlalu Setia Bisa Sebabkan Berat Badan Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler