jpnn.com, JOMBANG - Menjelang Ramadan, harga-harga di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan. Bahkan, kenaikannya cukup signifikan terjadi pada harga bawang merah, bawang putih yang melonjak hingga mencapai 30 persen.
Informasi yang dihimpun, harga bawang merah yang sebelumnya yakni Rp14.000 per kg, kini menjadi Rp20.000 per kg, bawang putih dari sebelumnya Rp12.000 menjadi Rp16.000 per kg, cabai merah dari sebelumnya Rp30.000 menjadi Rp35.000 per kg.
BACA JUGA: Harga Sembako Stabil, Tahun Ini Diprediksi Tidak Ada Lonjakan Inflasi
“Hampir semua sayuran dan bumbu dapur terjadi kenaikan berkisar Rp2.000 hingga Rp3.000,” kata Yuliana, pedagang Pasar Kranggot, Sabtu (31/5).
Tak hanya itu, harga telur ayam juga mengalami kenaikan dari Rp17.000 per kg menjadi Rp20.000 per kg, minyak goreng curah dari sebelumnya Rp12.000 menjadi Rp12.500 per liter.
BACA JUGA: Kemarau Panjang, Stok Beras Aman dan Harga Stabil
“Walaupun terjadi kenaikan, tetapi ketersediaan barang di tingkat agen masih mencukupi. Kemungkinan ini hanya dampak menjelang puasa saja karena memang ada peningkatan permintaan,” ungkap Yuliana.
Dia menilai, kenaikan harga bahan makanan setiap menjelang Ramadan sudah dianggap lumrah. Meski harga naik, permintaan dari konsumen tidak pernah berkurang, bahkan trennya terus meningkat semakin mendekati Ramadan.
“Setiap tahunnya memang begitu, warga juga sudah pada ngerti. Jadi bukan hal yang baru,” ungkapnya.
Kenaikan harga juga terjadi di pertokoan Pagebangan. Bahkan harga jual di Pagebangan relatif lebih tinggi Rp2.000 sampai Rp5.000 per item dibandingkan Pasar Kranggot.
“Wajar saja karena sebagian pedagang Pagebangan ini kan mengambil barangnya juga dari Pasar Kranggot. Selain itu pedagang Pagebangan juga menjualnya langsung ke konsumen, bukan untuk pengecer, jadi segmennya berbeda,” kata Wardi, pedagang sayuran.
Kenaikan harga sejumlah bahan makanan itu tetap saja dikeluhkan pembeli. Munjiaah, salah seorang warga Jombang mengaku risau sebab kenaikan harga terjadi terlalu dini, jauh sebelum Ramadan.
Ia khawatir kenaikan harga akan terus berlangsung hingga Lebaran. “Apa-apa naik, padahal pendapatan suami tidak naik setiap saat seperti harga sembako,” ungkapnya.
Dia berharap pemerintah turun tangan mengawal harga bahan makanan yang dianggapnya terlalu memberatkan. “Seharusnya pemerintah menekan harga dengan memantau para pedagang dan agen-agen barang di pasar. Jangan sampai mereka diuntungkan karena dari tingkat petani belum tentu harganya naik,” kata dia.
Pada bagian lain, Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Cilegon Ikhsan Hasibuan mengaku belum mengetahui sebab kenaikan harga akhir-akhir ini.
Namun, ia menduga bahwa kenaikan ini hanya dampak psikologis menjelang Ramadan. “Pantauan kami distribusi dari pusat-pusat pertanian masih lancar, mungkin hanya menjelang puasa,” katanya.
Dalam beberapa hari ke depan, Ikhsan menambahkan, pihaknya akan melakukan pemantauan secara berkala pada para pedagang dan agen-agen barang di Pasar Kranggot. “Kita akan pastikan bahwa mereka tidak mempermaikan harga,” katanya. (ibm/del)
Redaktur : Tim Redaksi