jpnn.com, BIREUEN - Spanduk ucapan selamat kepada pemerintah yang telah membubarkan Front Pembela Islam (FPI) di Kabupaten Bireuen, Aceh dicopot dan dibakar.
Sejumlah spanduk tersebut dibakar lantaran tak jelas siapa yang memasang dan dianggap meresahkan warga.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Kiai Marsudi Syuhud tentang FPI
Spanduk yang mengatasnamakan masyarakat dengan tulisan 'Kami Masyarakat Kecamatan Mendukung Pemerintah Dalam Membubarkan FPI' bertebaran di mana-mana.
Dari pantauan Rakyat Aceh, spanduk itu dipasang di beberapa titik lintas Jalan Medan-Banda Aceh, yaitu di Matang Glumpangdua, Kecamatan Peusangan, Kecamatan Peudada, Kecamatan Jeunib, tepatnya di depan Polsek Jeunieb dan di Kecamatan Simpang Mamplam.
BACA JUGA: Mabes Polri: Media Tetap Bisa Tulis Berita FPI, Tetapi Ada Syaratnya
Foto diambil dari Rakyat Aceh
Spanduk yang dipasang di pagar Kantor Camat Simpang Mamplam berbeda narasi tulisannya dengan spanduk lainnya, dan tertulis jelas di spanduk tersebut dengan mengatasnamakan Paguyuban Anti Radikalisme.
BACA JUGA: Pakar Hukum Sebut Pembubaran FPI Berkaitan dengan Kekalahan Ahok di Pilkada DKI
Spanduk tersebut meresahkan warga, dan diduga ada upaya adu domba hingga sejumlah masyarakat dan pemuda mencopot serta membakarnya.
Sejumlah warga tidak terima nama masyarakat Bireuen dicatut.
Seorang warga Jeunieb, Tgk Saiful Hidayat di sela-sela pencopotan spanduk mengatakan, tidak terima atas pemasangan spanduk ini.
Dia menyebut spanduk-spanduk tersebut sudah mencoreng nama baik masyarakat Jeunieb.
Bahkan, pimpinan desa setempat tidak tahu atas pemasangan spanduk ini dan ia juga mendukung atas pencopotan spanduk tersebut.
“Kami berharap propaganda seperti ini tidak terjadi lagi di kalangan masyarakat Jeunieb,” kata Saiful.
Sementara warga Simpang Mamplam, Tgk Azhari menyebutkan, tidak tahu siapa yang memasang spanduk ucapan terima kasih kepada pemerintah yang telah bertindak tegas membubarkan FPI.
Dia mengatakan, mereka juga mendukung pembubaran FPI apabila organisasi itu memeras atau mengorupsi uang rakyat.
Menurutnya, hingga saat ini kehadiran FPI di wialyahnya tidak terlihat sebagai pengacau di kalangan masyarakat.
Bahkan mereka merupakan ujung tombak yang selalu membantu masyarakat Aceh di saat terjadi bencana seperti tsunami 2004.
“Masyarakat Bireuen tidak pernah terlibat dan mendukung pembubaran FPI. Karena meresahkan dan ada upaya mengadu domba masyarakat, spanduk yang bertuliskan ucapan mendukung itu dicopot dan dibakar,” kata Tgk Azhari. (akh)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Adek