Di Cileungsi...Pagi Berangkat Sekolah, Malam Mangkal di THM

Rabu, 30 Desember 2015 – 17:02 WIB

jpnn.com - CILEUNGSI - Maraknya tempat hiburan malam di Cileungsi, membuat pergaulan bebas di wilayah di timur Kabupaten Bogor ini tak terbendung lagi. Tak sedikit, remaja yang akhirnya terjerumus dalam lingkaran prostitusi. 

Jumlah remaja dengan kehamilan tidak diinginkan, terus bertambah. “Prostitusi di Cileungsi sangat memprihatinkan. Kini tidak saja wanita dewasa jadi PSK, namun beralih ke kalangan remaja. Pagi berangkat sekolah, malam mangkal di THM (tempat hiburan malam),” ujar tokoh masyarakat Cileungsi, Ken Sukanta, seperti dikutip dari Radar Bogor, Rabu (30/12).

BACA JUGA: KETAT!!! Tim Gegana dan Anjing Pelacak Ikut Amankan Ngurah Rai

Remaja dengan kehamilan tidak diinginkan itu berasal dari berbagai lingkungan. Mulai dari siswa hingga remaja jalanan. Alasan para remaja yang jadi PSK karena faktor instan.

“Jika dulu PSK beralasan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kini sudah bergeser. Para PSK remaja karena ingin mendapatkan kemewahan secara instant,” tuturnya.

BACA JUGA: Yang Mau Tahun Baruan di Pantai Kuta, Siap-siap Ngos-ngosan

Kondisi ini juga diakui Camat Cileungsi, Ade Yana Mulyana. Menurutnya, perkembangan yang pesat ini harus diimbangi peningkatan moral masyarakatnya. Sebab, gaya hidup remaja kini cenderung hedonisme. "Perkembangan ini harus diimbangi peningkatan moralitas," katanya.

Sementara itu, layanan kesehatan reproduksi bagi remaja belum menjadi perhatian serius semua pihak. Dimana kehamilan tak diinginkan masih terus bertambah, meski usia kehamilan termuda menurun. 

BACA JUGA: Top Markotop! Empat Ton Bawang Ilegal Ditangkap

“Remaja yang melahirkan masih cukup banyak,” ujar Aninggsih, bidan yang praktek di Perum Griya Kenari Mas, Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi.

Dia mengatakan, sejumlah bidan yang kerap menangani remaja dengan kehamilan tidak diinginkan, rata-rata merasakan rumitnya tata laksana pemeriksaan dan persalinan remaja. Padahal, bidan harus menekan angka kematian ibu melahirkan.

“Melahirkan di usia muda sangat berisiko bagi bayi dan ibunya sendiri. Terlebih tata laksana remaja yang mengandung lebih sulit dibandingkan wanita hamil di usia dewasa. Karena remaja yang hamil, jarang memeriksakan kandunganya kepada dokter maupun bidan. Tahu-tahu melakukan persalinan,” terangnya. (all/c/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alamaak! Gara-Gara Miras Disita, Ketua DPRD dan Istri Meradang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler