jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Pudensia alias Dea, mendapat kesempatan untuk tanya jawab dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara "Temu Raya #KitaPrakerja" di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/6).
Dea merupakan salah satu warga Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA: Mahathir: Indonesia di Bawah Kepemimpinan Jokowi Sedang Berjalan di Atas Landasan yang Sewajarnya
Dia sebelumnya bekerja sebagai honorer di sebuah puskesmas di NTT.
Kini, Dea sudah menjadi pegawai bandara di NTT, tepatnya di Sabu Raijua.
BACA JUGA: Penghapusan Honorer, Baiq Nelly: Kami Berharap Ada Kebijakan Lebih Humanis
Dea bercerita bisa berhasil menjadi pegawai bandara, dari sebelumnya seorang honorer tanpa gaji di salah satu puskesmas, setelah mengikuti Program Kartu Prakerja.
"Saya mulai mengikuti Prakerja itu waktu masih honorer di puskesmas. Kami di NTT honorer tidak digaji," kata Dea saat tanya jawab dengan Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Ahmad Doli Meminta Pemerintah Memastikan Nasib Ratusan Ribu Honorer Sebelum 2023
Dia mengaku mengetahui program tersebut dari internet, sejak penerimaan gelombang pertama.
Namun, tidak mudah bagi Dea untuk bisa lolos menjadi peserta Kartu Prakerja.
Dia bahkan baru lolos menjadi peserta pada penerimaan gelombang ke-13.
Setelah itu, Dea mengaku tekun mengikuti pelatihan Prakerja melalui platform karier.mu selama menjadi peserta, meski dalam keterbatasan sambungan internet di kampungnya yang tidak stabil.
"Pelatihannya ada tiga jenis. Setelah ikut, puji Tuhan waktu itu saya diterima di bandara terpencil di NTT, bandara Sabu Raijua," katanya.
Setelah selesai melakukan tanya jawab dengan Presiden Jokowi, Dea kemudian dijanjikan hadiah laptop. Hal ini sesuai permintaan Dea, dengan alasan laptop miliknya rusak.
Sementara, tiga alumni Program Kartu Prakerja lainnya yang bertanya jawab dengan Presiden Jokowi juga diberikan hadiah, masing-masing satu unit sepeda.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa salah satu capaian Program Kartu Prakerja saat ini, yaitu 30 persen pesertanya sudah tidak menganggur alias sudah bekerja dan membuka usaha sendiri.
"Sebanyak 30 persen dari yang sebelumnya menganggur kini sudah bekerja atau berusaha. Sebanyak 66 persen menggunakan sertifikasi Prakerja untuk mendapatkan pekerjaan," ujarnya di tempat yang sama.
Menurutnya, program dengan jumlah 12,8 juta peserta itu menjadi pembayaran government to people (G to P) yang paling masif dibandingkan dengan negara-negara lain.
Hal itu membuat Indonesia menjadi negara paling siap di forum UNESCO, terkait informasi digital.
"Di UNESCO, terkait informasi digital, dari hampir seluruh negara yang memaparkan, yang paling siap insyaallah adalah Indonesia. Perdana Menteri Belanda juga ingin melihat Program Kartu Prakerja," kata Airlangga.
Acara "Temu Raya #KitaPrakerja" ini dihadiri sekitar 8.000 alumni Program Kartu Prakerja.
Turut hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi