Di Etalase ini Semua Orang Bebas Ambil dan Mengisi Makanan

Cara Unik Komunitas Sedekah Jumat (KSJ)

Jumat, 09 November 2018 – 10:28 WIB
Etalase nasi gratis yang disiapkan komunitas KSJ. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Pandangan mata para pengendara dan pejalan kaki teralihkan saat melintas di depan Masjid Baitul Fattah, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes. Sebuah etalase dengan tulisan dan warna kuning mencolok memaksa mereka untuk meliriknya. Kalimat dengan font besar itu berbunyi gratis nasi, siapa pun boleh ambil.

Lemari kaca itu berisi deretan kotak putih dan air mineral. Sejenak memperhatikan, orang-orang mulai membuka etalase tersebut. Satu per satu mengambil kotak styrofoam. Jangan dikira itu barang dagangan orang. Semua yang ada di etalase tersebut disediakan gratis.

Namanya etalase sedekah. Dipajang sejak Jumat (26/10). Sarana sedekah itu digagas Komunitas Sedekah Jumat (KSJ).

KSJ merupakan komunitas yang bergerak di bidang sosial. Terutama berbagi untuk orang yang tidak mampu. Kegiatan rutinnya berbagi nasi bungkus saban Jumat. Dibagikan langsung. Anggotanya saat ini 15 orang. Terdiri atas ibu-ibu pedagang.

Tidak setiap hari etalase itu ada. Hanya tiga kali dalam seminggu. Senin, Kamis, dan Jumat. Isinya bisa berubah-ubah. Bisa nasi, kue, atau bahkan kerupuk.

Rury Kusuma Dewi, pencetus etalase sedekah, mengatakan bahwa tujuan utama pembuatan etalase itu adalah sarana berbagi Dia bersama komunitasnya selama ini rutin membagikan nasi bungkus. Sasarannya orang-orang yang tidak mampu. "Itu kami lakukan rutin saban Jumat. Jumlahnya 200-400 bungkus," ujar perempuan yang juga pendiri KSJ itu.

Namun, sasarannya selalu berpindah-pindah. Nah, dia ingin memiliki tempat yang bisa dijadikan jujukan oleh orang-orang yang membutuhkan. "Kalau seperti ini, tempatnya permanen," katanya.

Ide itu muncul spontan. Etalase dibuat secara patungan. Dia mencari orang yang mau berdonasi untuk mewujudkan rencana tersebut. "Banyak yang setuju. Tetapi, banyak yang menyumbang nasi. Sementara etalase belum ada waktu itu," katanya.

Awalnya, mau ditawarkan lagi untuk patungan. Lalu, ada donatur yang mau menanggung biaya pembuatan etalase sedekah itu. "Saya langsung cari pembuat etalase di sekitar sini. Lima hari etalase berukuran 1,2 x 0,5 x 1,5 meter selesai," jelasnya. Lalu, etalase itu dipajang di Jalan Manukan Tama. Persis depan masjid.

Sebelumnya, KSJ pernah membuat konsep serupa. Namun, letaknya di warung. Mereka memborong dagangan salah satu warung. Lalu, orang bisa ambil di sana tanpa bayar.

Sayang, konsep itu tidak berjalan lancar. Mau buat warung sendiri, biaya operasionalnya besar. "Nah, akhirnya kami kepikiran bikin ini," ujar perempuan yang berdagang seblak dan katering nasi itu.

Saat hari pertama dibuka, banyak orang yang tidak paham. Banyak juga yang ragu. Meski bunyi gratis tercetak jelas di sana. "Saya tunggu lama, tapi kok nggak ada yang ngambil. Cuma dilihat, terus ditinggal," ujar ibu satu anak itu.

Akhirnya, Rury mengubah strategi. Saat ada tukang becak lewat, dia mencegatnya. "Saya kasih sekalian sosialisasi soal etalase ini," katanya. Waktu membagikan itu, banyak orang yang ikut antre. Dari situ pula banyak yang tahu bahwa di sana disediakan makanan gratis. "Ada yang tidak jadi ambil karena merasa mampu mungkin ya. Jadi, diberikan untuk orang lain," ujarnya.

Paling banyak orang memberikan bantuan pas Jumat. "Jumat lalu (2/11) nasi kotak yang masuk mencapai 398 kotak. Itu yang konfirmasi ke saya. Tapi, yang naruh ke situ langsung juga tidak sedikit," jelas Rury. Dia tidak membatasi siapa pun untuk berbagi. "Tujuannya memang untuk memudahkan orang berbagi," tambahnya. "Tapi, kenapa kami memilih Senin dan Kamis? Pertimbangannya, biasanya saat itu banyak yang puasa sunah. Bisa jadi ada yang ingin berbagi untuk berbuka puasa," katanya.

Imbasnya bukan hanya ke Rury. Masjid juga semakin ramai. Banyak dikenal orang. Takmir masjid mendukung program unik itu. "Kami hanya membantu sebisanya. Etalase dititipkan di sini. Tiap hari yang telah ditentukan, kami taruh depan masjid," ujar Ketua Takmir Masjid Darto.

Memang tidak sedikit pula yang mempertanyakan konsep etalase sedekah itu. Ada yang menganggap cara tersebut kurang tepat sasaran. "Ada yang tanya di Facebook seperti itu. Tapi menurut saya, sedekah itu tidak usah pilih-pilih," ujar ibu satu anak tersebut. Siapa tahu setelah mengambil di sana, orang itu termotivasi untuk berbagi. 

Di sisi lain, kapan seseorang membutuhkan bantuan juga tidak tahu. Dengan adanya etalase itu, Rury berharap orang-orang bisa menempatkan diri. Kapan butuh bantuan dan kapan bisa membantu.(*/c6/ano) 

BACA JUGA: Para Penerima Uang dari Gubernur Diminta Celupkan Jari ke Tinta

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersedekah Itu Tidak Perlu Menunggu Banyak Harta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler