Di Film Garapan Garin Nugroho ini Lagu Wajib Para Komunis pun Lolos Sensor

Jumat, 03 April 2015 – 05:27 WIB
Foto: Dok. Pic(k)lock Films & MSH Films

jpnn.com - REZA Rahadian, yang berperan sebagai H.O.S Tjokroaminoto, mengatakan, kepalanya seperti mau pecah saat syuting film Guru Bangsa Tjokroaminoto.

Dia menambahkan, ketika proses produksi film yang akan rilis 9 April mendatang itu, sutradara Garin Nugroho sering mengganti dialog sesaat sebelum pengambilan gambar. Tidak hanya Reza, Deva Mahendra (Koesno/Soekarno) juga merasakan hal yang sama.

BACA JUGA: Maudy Ayunda: Saya Sudah Dewasa

Ketika baru saja sampai di lokasi syuting dan berkostum rapi, Garin menanyakan kesiapan Deva dengan hafalan dialognya. Kemudian sutradara bertangan dingin itu mengatakan bahwa dialog diganti dengan yang baru.

’’Chelsea (Chelsea Islan) dikasih tahu pas masih di mobil, tapi lebih nyakitin saya, dikasih tahu on the spot,’’ ungkap Deva kemudian tertawa.

BACA JUGA: Bunda Maia Ajak Al, El, dan Dul Nonton Film Sejarah Eyangnya

Garin mengatakan, dalam proses syuting film Guru Bangsa Tjokroaminoto itu, dirinya memang ’’menyiksa’’ para pemain yang terlibat. Tapi, hal tersebut dinilai Reza justru membuat sutradara dan pemain semakin dekat dan saling mengerti. Garin sering berdiskusi dengan pemain tentang gesture dan dialog yang paling cocok.

Menurut sutradara yang telah banyak meraih penghargaan itu, semua pemain, bahkan figuran, berakting sangat bagus. Meski menceritakan kisah sejarah, Garin tetap memasukkan unsur-unsur fiktif sebagai penguat cerita. Misalnya, peran penjual kursi dan asisten rumah tangga H.O.S Tjokroaminoto, Mbok Tambeng, yang diperankan Christine Hakim.

BACA JUGA: Gogon tak Tega dengan Kondisi Tessy, Tarzan dan Kadir Geram

Menurut Garin, sosok Mbok Tambeng sebenarnya memang punya kisah sendiri, namun tidak ada hubungannya dengan H.O.S Tjokroaminoto. Meski demikian, dia sangat mengapresiasi akting Christine. Bahkan, ketika harus memotong 30 persen adegan Mbok Tambeng karena durasi, Garin sangat menyesal.

Padahal, akting bintang film Eat, Pray, Love itu sangat bagus. ’’Akting terbaik saya buang ke tempat sampah. Hahaha. Demi sama rasa dan sama rata,’’ tegas Garin. Saat Garin mengatakan hal itu, Christine hanya bisa tertawa-tawa.

Film Guru Bangsa Tjokroaminoto tersebut menceritakan kisah hidup Tjokro sejak kecil hingga menikah dengan Soeharsikin. Seiring perjalanan hidupnya, Tjokro mendirikan Sarekat Islam yang pada akhirnya pecah menjadi dua. Dia sangat dihormati dan dipercaya masyarakat.

Garin bersyukur, film yang memakan waktu syuting sekitar sebulan itu sama sekali tidak disensor. Bahkan, lagu Internazionale yang menjadi lagu wajib bagi para komunis pun lolos dari sensor. Dia berharap kelancaran pembuatan film yang diriset selama dua tahun tersebut membawa kelancaran pula untuk ditonton masyarakat Indonesia. (yas/c7/jan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bunga Citra Lestari Bukan Perempuan Feminim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler