jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengajak negara-negara di ASEAN untuk bersatu membangun solidaritas utamanya dalam rangka pemulihan pendidikan pascapandemi COVID-19.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti, yang hadir mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim.
BACA JUGA: Implementasikan Kurikulum Merdeka di Wilayah 3T, Guru Harus Melek Literasi DigitalÂ
“ASEAN perlu menggunakan pendekatan yang konkret, komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi krisis pembelajaran yang makin memburuk karena pandemi COVID-19,” dalam sambutan Mendikbudristek yang dibacakan Suharti di Hanoi, Vietnam, Kamis (13/10).
Mewakili delegasi pemerintah Indonesia, Suharti menyampaikan pendekatan yang konkret ini dapat dilakukan melalui kemitraan dan kepemimpinan ASEAN yang kuat agar menghasilkan kebijakan pendidikan inklusif dan berkualitas, lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan baik di masing-masing negara maupun Kawasan, serta cepat dalam implementasinya.
BACA JUGA: Kemendikbudristek: Sampai 2023, Sekolah Belum Wajib Melaksanakan Kurikulum Merdeka
Suharti mengatakan Indonesia melalui Kemendikbudristek berupaya memulihkan sektor pendidikan melalui kebijakan Merdeka Belajar, termasuk dengan implementasi Kurikulum Merdeka.
Apa yang dilakukan Indonesia tersebut sejalan dengan yang disarankan dalam The Guideline to Reopen, Recover and Resilience in Education for ASEAN Countries
BACA JUGA: Kurikulum Merdeka, tetapi Guru Masih Terjajah, Status Honorer, Gaji di Bawah Standar
"Sebagai kebijakan yang telah digulirkan diharapkan dapat membangun sistem pendidikan tangguh di masa krisis yang dipadukan dengan pemanfaatan teknologi digital” ujar Suharti.
Dalam pertemuan tersebut Suharti memberi contoh, Platform Merdeka Mengajar yang dikembangkan Kemendikbudristek untuk membantu para guru dalam meningkatkan kompetensi, saling belajar, dan saling berbagi dengan guru-guru lain dari seluruh Indonesia.
“Kami memberikan kebebasan bagi guru dalam mengakselerasi kurikulum melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan berorientasi kepada kemampuan masing-masing peserta didik," anjut Suharti.
Dalam kesempatan ini, Suharti juga melaporkan pelaksanaan tujuh komitmen Indonesia terkait implementasi ASEAN Workplan 2021-2025. Tujuh komitmen tersebut antara lain untuk peningkatan kualitas pendidikan khususnya untuk jenjang pendidikan anak usia dini dan pendidikan inklusif, asesmen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, serta peningkatan kompetensi guru.
“Pelaksanaan komitmen juga menyangkut peningkatan mobilitas siswa dan mahasiswa di dalam dan antar kawasan, peningkatan citra positif pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan, serta penguatan kolaborasi antara pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri,” tutur Suharti.
Dalam forum ini, Pemerintah Indonesia mengajak semua delegasi yang hadir untuk mendukung Keketuaan Indonesia ASEAN tahun 2023 melalui penyelenggaraan konferensi di bidang vokasi..(esy/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad