Di Forum Rektor, Presiden Jokowi: Kesempatan Kita Sangat Sempit

Minggu, 05 Juli 2020 – 06:00 WIB
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi meminta para rektor untuk memerdekakan mahasiswa agar bisa belajar kepada siapa saja.

Dengan begitu mahasiswa bisa menangkap perubahan terhadap perubahan dunia yang dinamis.

BACA JUGA: Pesan Kemarahan Jokowi Bukan Hanya untuk Menteri, Politikus Golkar Blak-blakan

“Fasilitasi mahasiswa agar bisa belajar pada siapa saja. Mahasiswa tidak hanya belajar kepada dosen, tetapi juga belajar kepada pelaku industri, kepada wirausahawan, kepada praktisi pemerintahan, kepada praktisi hukum dan kepada para pelaku lapangan lainnya," kata Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) – Konvensi Kampus XVI dan Temu Tahunan XXII secara virtual, Sabtu (4/7).

Jokowi berharap para pemangku kebijakan dapat melakukan perubahan-perubahan dengan mengembangkan cara-cara dan strategi baru yang optimal.

BACA JUGA: Nuwun Sewu, Mardani Ali Bukan PDIP tetapi Sarankan Pak Jokowi Tiru Bu Risma

“Tugas mulia ini tidak bisa hanya dilakukan dengan rutinitas dan cara-cara biasa, apalagi hanya disibukkan dengan administrasi. Kesempatan kita sangat sempit,” terangnya.

Presiden juga mengajak para pemimpin perguruan tinggi untuk lebih aktif meningkatkan kerja sama dengan industri termasuk dengan kawasan industri terdekat.

BACA JUGA: Usai Bertemu Aa Gym, Baim Wong Mengungkapkan Harapannya

Tidak hanya mendapatkan pengalaman bekerja bagi mahasiswa, tetapi bekerja sama untuk penelitian, pengembangan teknologi, pengembangan ilmu murni serta riset dan pengembangan di dunia industri.

“Jika ada kawasan industri terdekat ajak segera bekerja sama. Buka fakultas atau departemen atau program studi yang karakter keilmuannya dekat dengan jenis industri di kawasan tersebut,” tegasnya.

Sejalan dengan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengajak para rektor Indonesia mengoptimalkan program Merdeka Belajar Episode 2 yaitu Kampus Merdeka dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 demi terwujudnya SDM Unggul dan Indonesia Maju.

“Melalui program ini, terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan passion dan cita-citanya. Mari kita optimalkan kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi,” bebernya.

Kepada para pemangku kepentingan dan pengelola pendidikan tinggi, Nadiem mengimbau untuk membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif.

Inovasi dan penyesuaian-penyesuaian yang berkaitan dengan mekanisme manajemen perguruan tinggi saat ini sangat penting dilakukan.

“Perlu dipahami bahwasanya perubahan tidak berlangsung secara satu arah. Namun saling terkait antara satu aspek dengan aspek yang lain sehingga sinergi, sinkronisasi, dan kolaborasi saat ini merupakan pilihan yang wajib dilakukan oleh para pengelola dan pemangku kepentingan perguruan tinggi,” ujar Mendikbud.

Menurut Mendikbud, melalui interaksi yang erat antara perguruan tinggi dengan dunia kerja, dengan dunia nyata, perguruan tinggi akan hadir sebagai mata air bagi kemajuan dan pembangunan bangsa, serta turut mewarnai budaya dan peradaban bangsa secara langsung.

Nadiem juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pendidikan vokasi dengan dunia industri.

“Pernikahan massal”dunia industry dengan pendidikan vokasi yang otentik dan organik akan menguntungkan semua pihak.

Mahasiswa langsung dibimbing dalam ekosistem dunia kerja dan bagi industri diuntungkan karena mendapat tenaga kerja yang kompeten. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler