Di Hadapan Mahasiswa UIN Bandung, Kepala BPIP Yudian Minta Perkuat Ideologi Pancasila

Senin, 26 September 2022 – 21:43 WIB
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Yudian Wahyudi mengatakan pentingnya memperkuat ideologi Pancasila di tengah perkembangan teknologi. Foto: dok BPIP

jpnn.com, BANDUNG - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Yudian Wahyudi mengatakan pentingnya memperkuat ideologi Pancasila di tengah perkembangan teknologi yang bisa memengaruhi bangsa Indonesia.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Yudian saat menjadi pembicara kunci dalam Kuliah Umum Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati di Bandung, Jumat (24/9).

BACA JUGA: Pagu Anggaran Kemendagri, DKPP, dan BPIP pada 2023 Disetujui DPR

Yudian mengungkapkan pentingnya bangsa Indonesia bersyukur atas karunia yang diberikan Allah SWT.

“Tinggal lakukan 2 hal. Bersyukur dengan memperkuat ideologi (Pancasila) dan kuasai teknologi”, ungkap Yudian dalam sambutan kuliah umum yang bertajuk “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi”.

BACA JUGA: BPIP Bersama Kemendikbudristek Bahas RUU Sisdiknas dan Implementasi Buku Pancasila

Yudian juga menjabarkan tugas manusia sebagai khalifah yang memimpin bumi pertiwi.

Menurut dia, Indonesia memiliki tanah paling subur di muka bumi, termasuk di Jawa bagian barat.

BACA JUGA: Kepala BPIP Bekali Pasis Dikreg LXII Seskoad Agar Memahami Makna Salam Pancasila

Dia mengatakan nama Jawa Barat yang diambil dari air.

"Ada Cibiru, Cibeureum, Cimahi, Ciliwung, Cibulan, dan masih banyak lagi. Ini tanah paling subur yang ditunjuk oleh Tuhan," tutur Yudian.

Kepada ratusan mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati, Yudian menegaskan, para founding fathers, Bung Karno, dan Bung Hatta sukses meneladani revolusi Rasulullah.

“Proklamsi kami, proklamasi terhebat di muka bumi sepanjang sejarah. Terjadi di tengah Perang Dunia II dan (kita) tidak punya teknologi militer," jelas Yudian.

Yudian mengajak memori audien ke masa sebelum proklamasi.

Pada saat itu, Nusantara masih berbentuk kerjaan-kerajaan/kesultanan. Namun dengan proklamasi, terbentuklah NKRI.

“Waktunya 59 detik (proklamasi). Hasilnya mempersatukan kembali 42 negara (kerajaan/kesultanan) menjadi Republik Indonesia. Tidak pernah terjadi, para sultan menyerahkan kekuasaannya demi konstitusional”, jelas Yudian.

Yudian membuka cara pandang lain terhadap para mahasiswa yang hadir.

Salah satu peserta, Andrian mengaku, dirinya tercerahkan setelah menyimak ceramah Kepala BPIP dan tumbuh kembali semangat kebangsaannya.

“Penjelasan Prof. Yudian membuat saya jadi punya pandangan lain," ungkap Andrian.

Yudian berpesan agar senantiasa menjaga agar keutuhan bangsa Indonesia tetap terjaga dengan memperkuat pemahaman terhadap ideologi Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan melahirkan kreatifitas.

“Perkuatlah ideologi negara dan kuasai skill tambahan. Dari situ lah akan menjadi ahli dan khalifah di Republik ini. Kita terlahir sebagai problem solver," tutup Yudian. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa di Gorontalo Menghina Jokowi, BPIP Singgung soal Etika


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler