Mahasiswa di Gorontalo Menghina Jokowi, BPIP Singgung soal Etika

Minggu, 04 September 2022 – 23:44 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo. Foto: BPIP

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyoroti aksi  mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Yunus Pasau yang diduga menghina Presiden Jokowi saat berorasi dalam sebuah aksi demo.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menegaskan menyampaikan pendapat di muka umum harus mengedepankan etika yang baik.

BACA JUGA: Polisi Pastikan Mahasiswa Gorontalo yang Menghina Jokowi Tidak Ditahan, Tetapi...

"Nalar demokrasi yang sehat itu harus mengedepankan etika kepantasan publik, bukan dengan arogansi dan kepentingan lain," kata Benny dalam keterangannya kepada JPNN.com, Minggu, (4/9).

Rohaniwan Katolik itu mengatakan ruang publik harus dijaga dari praktik-praktik yang menghujat dan menghina martabat manusia.

BACA JUGA: Mensos Risma Memohon ke Presiden Jokowi Agar Pelaku Kejahatan Seksual Tak Diberi Remisi

"Yang dikritisi itu harus kebijaknnya, bukan kepada personal atau orangnya, karena mereka itu makhluk Tuhan, loh. Jadi, harus dengan nalar demokrasi yang beretika", ujar Benny.

Menurut Romo Benny, nalar demokrasi tunduk kepada nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Artinya, kata dia, tidak boleh direduksi kepentingan pragmatis politik dan melegalkan segala cara.

"Kalau begitu, kan, orang (masyarakat) menjadi curiga, karena penyampaian aspirasinya diduga ada kepentingan politik, bukan untuk memberikan solusi," tutur Benny.

Dalam kasus ini, polisi memutuskan tidak menahan Yunus Pasau setelah ditangkap karena diduga menghina Jokowi.

Kapolda Gorontalo Irjen Helmy Santika memastikan Yunus Pasau tetap diproses hukum, meskipun tidak ditahan.

Mantan Kasatgas Pangan Bareskrim Polri itu mengatakan polisi tidak ingin menghambat proses pendidikan Yunus sehingga diputuskan tak ditahan.

“Kami tidak ingin menghambat proses belajar mengajar yang bersangkutan (Yunus Pasua, red) di kampus karena yang bersangkutan ini aset bangsa," tegas Helmy.

Sebelumnya, video yang memperlihatkan pria berambut gondrong berdiri di atas mobil komando viral di media sosial.

Pria tersebut merupakan mahasiswa yang sedang mengikuti aksi demo di sekitar Perlimaan Kota Gorontalo pada Jumat (2/9).

Mahasiswa berambut gondrong itu mengajak para mahasiswa untuk melawan.

"Sepakat lawan, hanya ada satu kata lawan,” teriak mahasiswa itu dengan pengeras suara.

Di akhir orasinya, mahasiwa berambut gondrong itu juga mengeluarkan kalimat tak senonoh ditujukan kepada Presiden Jokowi. (cr3/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler