jpnn.com, SURABAYA - Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf mengatakan bahwa para veteran merupakan pejuang sebenarnya, sedangkan prajurit yang saat ini aktif berdinas adalah pewarisnya.
Dia menyampaikan hal tersebut di hadapan para veteran dan warakawuri (istri seorang militer/purnawirawan) dan Keluarga Besar TNI di Gedung Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, Surabaya, pada Senin (10/4).
BACA JUGA: Puluhan Tentara Ikut Pesantren Kilat yang Digagas Pangdam V/Brawijaya
Oleh karena itu, dia menyebut para veteran bagaikan Sherpa Tenzing Norgay di Himalaya. Tenzing adalah pengangkut barang yang memandu Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru mendaki Mount Everest.
Mayjen TNI Farid Makruf mengisahkan Tenzing Norgay yang memberikan kesempatan kepada Edmund Hillary untuk menjejakkan kaki pertama kali di puncak Gunung Everest pada 29 Mei 1953.
BACA JUGA: Pangdam V/Brawijaya Bergerak Cepat Atasi Krisis Pangan di Pulau Masalembu
Tenzing, padahal punya kesempatan menjadi orang yang pertama untuk itu. Inilah yang dinilai oleh Farid Makruf sebagai sikap seorang pahlawan.
"Bapak dan ibu sekalian adalah orang tua kami. Orang tua yang dulu membesarkan kami, TNI. Kami yang sekarang mendapatkan kesempatan memimpin cikal bakalnya adalah bapak ibu sekalian," ungkap Farid Makruf dalam keterangannya, Rabu (11/4).
BACA JUGA: Prajurit Korban Konflik GAM Dapat Tangan Palsu Baru dari Pangdam V/Brawijaya
Dia terlihat menghayati dan terharu saat mendengar Hymne Veteran. Dia mengingat bagaimana para veteran meneteskan peluh dan darah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Saat ini, ada di antara para veteran menjadi pejabat, menjadi pengusaha, tetapi ada yang belum beranjak ke mana-mana sejak masa perjuangan itu. Namun, para veteran tetap menerima nasib dengan lapang dada, tenang, penuh hikmat, dan istikamah.
Menurutnya, ini adalah sesuatu yang patut diteladani. Sebab memang tidak semua harus menjadi pahlawan, cukuplah berdiri di tepi jalan dan bertepuk tangan untuk sang pahlawan.
Lalu, dia telah merasa dirinya sebagai bagian dari keberhasilan sang pahlawan. Norgay tak mau jadi pahlawan dan memberikannya kepada Hillary.
"Ini adalah kisah nyata tentang Edmund Hillary dari Selandia Baru. Dia didapuk sebagai orang pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest atau Sagarmatha di Himalaya. Namun, di balik kisah sukses luar biasanya itu ada cerita tentang seseorang yang tidak kalah menariknya. Orang itu adalah Tenzing Norgay," tutur Pangdam V/Brawijaya.
Bila bicara beratnya perjuangan dari 1945, 1966, 1968 hingga 1975, lanjut Farid Makruf, para veteran adalah orang yang berhak disebut menjadi pahlawan.
"Tetapi bukan itu sebutan yang dicari oleh bapak dan ibu sekalian. Saya salut dan bangga," tuturnya.
Mayjen TNI Farid Makruf berharap setelah lebaran, ada waktu bagi mereka bertandang kembali. Dia ingin pada kesempatan itu, para veteran dapat bercerita bagaimana perjuangan mereka agar dapat menjadi pelajaran bagi penerusnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh