Di Jateng, Presiden Ajak Petani, Penyuluh, dan Babinsa Tingkatkan Produktivitas

Kamis, 14 Desember 2023 – 23:30 WIB
Di Jateng, Presiden Jokowi mengajak petani, penyuluh, dan Babinsa tingkatkan produktivitas. Foto: Kementan

jpnn.com, PEKALONGAN - Setelah melakukan pembinaan penyuluh pertanian dan petani wilayah Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Tengah, Kementerian Pertanian (Kementan) kini melakukan kegiatan serupa di Jawa Tengah.

Kegiatan yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menko PMK, Menteri Pertanian, Panglima TNI, anggota DPR RI, DPRD dan DPD, Plt gubernur Jateng serta Bupati Pekalongan beserta jajarannya merupakan bentuk dukungan atas pentingnya peran penyuluh dan petani dalam peningkatan produktivitas pertanian khususnya produksi padi dan jagung di Provinsi Jawa Tengah untuk kebutuhan Nasional.

BACA JUGA: Didampingi Mentan Amran, Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani, Penyuluh, & Babinsa se-Jateng

Jokowi mengatakan saat ini Indonesia sedang mengalami krisis pangan, adanya pandemi, perang Ukraina antara Rusia dan perang di Gaza antara Israel dan Palestina, El Nino dan perubahan iklim.

Hal ini menyebabkan kelangkaan bahan dasar puluk, peningkatan harga minyak dunia hingga gagal panen.

BACA JUGA: Didampingi Mentan Amran, Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani se-Jawa Tengah

"Urusan pupuk akan menjadi fokus Kementan. Mentan akan mengkontrol supply pupuk akhir Desember 2023 hingga awal Januari 2024. Subsidi pupuk akan kami tambah," ungkap Presiden di hadapan puluhan ribuan petani,penyuluh dan Babinsa di alun-alun Kajen Pekalongan, Rabu (13/12).

Jokowi mengajak insan pertanian meningkatkan produksi pangan Indonesia.

BACA JUGA: Stafsus Presiden Jokowi: Jangan Lupa Pilih Pak Ganjar, Ya

"Saya meminta para PPL, Babinsa dampingi para petani dalam menjalankan budi dayanya sehingga produksi padi kita meningkat," pesan Jokowi.

Mentan Amran menyebut bahwa Petani dan Penyuluh adalah pahlawan pangan Indonesia. Ia mengaku dulunya pernah menjadi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan kembali menjadi Menteri Pertanian untuk bekerja bersama PPL membantu aktivitas produksi petani di ada lapangan.

“Saya ini dulu PPL, PPL adalah pelayan petani Indonesia, saya kembali (menjadi Menteri Pertanian) untuk anda, kalian semua pahlawan pangan Indonesia, kami terbiasa kerja hingga ke pelosok sampai keujung, kami ingin petani merasakan kehadiran pemerintah," ujar Mentan.

Masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih.

"Pada 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena hadirnya elnino, tapi saat ini kita bersinergi untuk kembali meraih swasembada dalam waktu dekat," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan, sehingga upaya peningkatan produksi tidak bisa dilakukan melalui langkah-langkah biasa.

Dia mengaku saat ini tengah berupaya meningkatkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) yang total anggarannya mencapai Rp 260 miliar. Biaya ini diharapkan dapat mendukung kerja penyuluh dilapangan secara lebih maksimal.

"Pertanian itu tidak perlu di perdebatkan tapi harus dikerjakan. Kita hadirkan solusi untuk kemajuan pertanian Indonesia," kata Amran.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan sekitar 25.000 insan pertanian yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani baik petani millenial termasuk petani hutan, pemilik kios pupuk pertanian.

Serta Babinsa hadir disini untuk mengikuti kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani di Provinsi Jateng.

"Ini merupakan dukungan nyata atas peran penting penyuluh dan petani sebagai tonggak pembangunan pertanian. Tak kalah pentingnya adalah peran serta Babinsa. Setelah ini Kementan melalui BPPSDMP melaksanakan Bimtek petani dan penyuluh pertanian serta Babinsa. Bimtek ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dan petani serta Babinsa dalam peningkatan produksi padi dan jagung khususnya di wilayah Jateng sebagai salah satu penyangga kebutuhan pangan nasional," tegas Dedi. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Blak-blakan Eks Ketua KPK: Jokowi Pernah Berteriak Agar Kasus Setnov Dihentikan


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler