Di Lampung, Demam Berdarah juga Mewabah

Selasa, 03 Februari 2015 – 21:16 WIB
KELAMBU: Pemakaian kelambu adalah salah satu cara mencegah serangan nyamuk aedes aegypti, penyebab penyakit DBD. FOTO M. TEGAR MUJAHID/RADAR LAMPUNG/JPNN.com

jpnn.com - BANDARLAMPUNG – Wabah demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kota Bandarlampung, Lampung kian membahayakan. Buktinya, mewabahnya penyakit tersebut sudah dikategorikan KLB (kejadian luar biasa), Senin (2/2). 

Informasi ini disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung Nunung Fismalis di ruang kerja Kadiskes dr. Amran.

BACA JUGA: Mantan Anggota Dewan Nyabu Bareng Istri

’’Ya, untuk di Bandarlampung, DBD sudah dinyatakan KLB,” ujar Nunung didampingi dr. Amran seperti yang dilansir Radar Lampung (Grup JPNN.com), Selasa (3/2). 

Dia menjelaskan, untuk di Bandarlampung, pada 2014 warga yang terjangkit DBD ada 134 kasus, dan empat di antaranya meninggal dunia. Sementara pada Januari 2015, warga yang terjangkit DBD ada 74 kasus. Di antaranya di Panjang (8), Telukbetung Selatan (9), Langkapura (8), Rajabasa (6), Kedaton (6), Wayhalim (6), Tanjungkarang Barat (6), Tanjungkarang Pusat (5), dan Bumiwaras (4). Dari jumlah ini, tiga di antaranya meninggal dunia.

BACA JUGA: Demam Berdarah Kian Menggila

’’Umumnya yang meninggal masuk ke rumah sakit dan sudah tingkat DSS (dengue shock syndrome, Red). Yakni pasien yang terlambat datang ke fasilitas kesehatan karena mengira demam atau batuk-pilek biasa, atau dengan kata lain ketidaktahuan pasien,” jelasnya.

Nunung mengungkapkan, untuk menanggulangi DBD, pemkot berencana melakukan fogging pada 126 kelurahan di 20 kecamatan. ”Rencananya paling lambat pekan ini. Dijadwalkan 2 hari ini lah,” jelasnya.

BACA JUGA: Istri Dijatah Sekali Sebulan, Suami Ternyata Main Sabun

Sementara, dari data yang ada di tiga RS yang ada di kota ini, jumlah pasien DBD yang dirawat sejak Januari hingga kemarin cukup banyak.

Di Rumah Sakit Umum Daerah Dadi A. Tjokrodipo Bandarlampung saja, dari periode Januari 2015 hingga kemarin, RS-nya telah merawat 29 warga yang terjangkit DBD.

Sementara, di RS Imanuel Bandarlampung dengan periode sama sudah merawat 18 orang. Lalu, di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek 15 orang.

Terpisah, Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. mengintruksikan kepada Diskes Bandarlampung, kepala puskesmas, camat, dan lurah untuk segera melaksanakan fogging dan pemberian bubuk larvasida ke masyarakat.

”Saya minta segera, bila perlu saat ini juga, dan dilakukan untuk 126 kelurahan. Nggak ada bayar-bayar, eakyat ini bisa marah nantinya, karena sudah ada korban, kok baru disemprot,” sesalnya.

Sementara, Camat Wayhalim Ahmad Husna mengatakan, kecamatannya termasuk yang disebutkan Diskes sebagai lokasi endemik DBD. Sebab, wilayahnya sudah ada tiga orang yang terkena DBD.

’’Jadi besok (hari ini, Red) kami fogging. Rencananya di Jagabaya I dan Wayhalim Permai,” pungkasnya.(gie/goy/whk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Apel AS Berbakteri, Kembali Cinta Apel Lokal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler