Di Malang, Ada 9117 Warga Mengungsi

Sabtu, 15 Februari 2014 – 18:40 WIB
Hujan vulkanik Gunung Kelud. Foto: Boni/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com - MALANG - Petugas terus melakukan evakuasi para warga yang terkena dampak abu vulkanik Gunung Kelud itu. Sejauh ini sudah ada sekitar 9117 yang berhasil dievakuasi oleh petugas, rincinya, 5876 warga mengungsi di Pujon, dan 3241 mengungsi di daerah Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Di Kota Wisata Batu, titik utama lokasi pengungsian berada di GOR Ganesha. Lainnya di Gedung Graha Wangsa Kelurahan Sisir, gedung Kesenian, gedung Bima Sakti, SDK Sang Timur, gedung Tapak Liman, kantor Kelurahan Songgokerto, kantor Kecamatan Batu, KUD Batu, Desa Pesanggrahan, PBI Sidomulyo, Songgoriti, Balai Desa Sumberjo, Balai Dukuh Songgoriti, Kelurahan Ngaglik, SDN Pesanggrahan, Pondok Nurul Qolby, Balai Desa Gunungsari, Kelurahan Temas, Kantor Kecamatan Junrejo, desa Pandanrejo dan beberapa rumah penduduk.

BACA JUGA: Demi Ternak, Warga Menolak Dievakuasi

Pengungsi langsung mendapat perhatian pemerintah Kota Batu, dipimpin langsung Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso.

‘’Lokasi pengungsian kami sediakan. Begitu juga dengan berbagai fasilitas harus dilengkapi sehingga kebutuhan para pengungsi juga tercukupi,’’ ungkap Punjul Santoso disela-sela memimpin rapat koordinasi antar SKPD untuk penanganan pengungsi seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group), Sabtu (15/2).

BACA JUGA: Lindungi Stupa Candi Borobudur dari Hujan Abu Kelud

Fasilitas itu antara lain petugas medis dan obat-obatan, masker, bahan makanan, air bersih, dapur umum dan para pemasak. Para pengungsi harus mendapatkan fasilitas itu agar kebutuhan tetap terjamin meski jauh dari rumah.

’’Dinkes menurunkan para dokter, perawat hingga obat-obatan. Dinsosnaker menurunkan petugas tagana, petugas dapur umum, memberikan makanan. Sedangkan PDAM menyediakan air bersihnya. Begitu juga semua instansi yang terlibat harus bekerja keras ikut membantu penanganan pengungsi itu,’’ jelasnya.

BACA JUGA: Ngantuk, Tabrak Pohon, Gigi Rontok

Menurutnya, anggaran untuk penanganan sementara berasal dari Pemkot Batu meski pengungsi adalah warga Kabupaten Malang. Pemkot juga menggandeng berbagai pihak seperti instansi sekolah hingga PHRI untuk penanganan pengungsi, terutama akomodasi dan konsumsi.

Sementara itu siang hingga sore hari, bantuan mulai banyak mengalir. Bantuan itu antara lain bahan makanan, seperti mie isntan, sayur mayur, makanan ringan, bubur bayi, pembalut hingga masker.

"Hingga saat ini terus terang kami masih kekurangan masker. Masalah penyedia masker, apotik-apotik di Kota Batu sudah habis. Persediaan yang ada di Batu tidak mencukupi karena banyaknya orang yang datang," tambah dia.

Sedangkan bantuan lain, kata dia, selimut atau sarung dan pakaian layak pakai. Masalahnya, mayoritas pengungsi tidak mebawa pakaian, kain penghangat karena meninggalkan rumah secara tiba-tiba. Mereka sudah tidak berfikir membawa perbekalan ketika meninggalkan rumah untuk mengungsi. Begitu ada kendaraan evakuasi, mereka langsung naik kendaraan untuk mengungsi. (tim/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Takut, Gajah Masuk Pemukiman saat Malam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler