jpnn.com, NEW YORK - Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama-sama dengan kepala negara dan pejabat tingkat tinggi negara penghasil kopi bertemu di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (25/9). Pertemuan itu mendiskusikan penyusunan strategi dan langkah yang perlu ditempuh guna mengatasi krisis harga kopi dunia saat ini.
Berdasarkan laporan Organisasi Kopi Internasional (ICO), komoditas kopi mengalami penurunan harga sejak 2011. Untuk jenis arabika, pada 2011 harganya tercatat di kisaran rata-rata USD 2,6/pon dan terus menurun hingga menyentuh harga rata-rata USD 1,27/pon pada 2018. Begitu pula dengan jenis robusta dimana harga rata-rata pada 2011 tercatat sebesar USD 1,09/pon dan turun menjadi USD 0,84/pon pada 2018.
BACA JUGA: Pesan Wapres Jusuf Kalla pada Puncak Peringatan Hakteknas 2019
Indonesia, sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia, merasakan dampak langsung dari penurunan harga ini. Berdasarkan data terakhir yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor kopi Indonesia pada 2018 menurun sebesar 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam pertemuan di New York tersebut, Wapres Kalla menegaskan bahwa penurunan harga jual kopi di pasar global berdampak langsung terhadap penghidupan 1,8 juta jiwa petani kopi di Indonesia maupun petani di seluruh dunia yang diperkirakan berjumlah 25 juta jiwa.
BACA JUGA: Wapres JK Minta KLHK Lakukan ini Untuk Atasi Masalah Banjir dan Kekeringan
Secara garis besar, Kalla menawarkan dua langkah utama untuk memperbaiki harga jual kopi di tingkat internasional.
Pertama, melalui pengendalian jumlah pasokan kopi ke pasar global yang diharapkan akan mempengaruhi faktor fundamental harga kopi. Namun ditegaskan oleh Wapres bahwa langkah ini perlu dilakukan secara terstruktur melibatkan negara-negara penghasil kopi utama dunia.
Kedua, melalui penambahan nilai produk-produk kopi yang didapat melalui program pengembangan kapasitas petani maupun tambahan kucuran dana investasi untuk peningkatan produktivitas kopi oleh pemerintah.
Kedua usulan Indonesia ini memicu diskusi di antara para peserta pertemuan yang akhirnya sepakat untuk membicarakan usulan-usulan dimaksud maupun usulan lainnya secara lebih mendalam pada pertemuan lanjutan. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil