jpnn.com, JAKARTA - Pengamat terorisme Ridlwan Habib menyebutkan, paham radikal yang dibawa ISIS biasanya meminta para pengikut mereka untuk menolak demokrasi.
Dari situ, Ridwan mengaku tidak heran saat Zakiah Zaini atau ZA, terduga teroris yang menyerang polisi di Mabes Polri, menuliskan wasiat untuk meminta keluarga dari wanita 25 tahun itu menolak demokrasi.
BACA JUGA: Kondisi Terkini Rumah Ortu Zakiah Aini, Lihat Penampakannya
"Kelompok ISIS itu meyakini harus ikut pada satu pemerintahan tunggal, yang sekarang dipimpin oleh Daulah Islamiyah," kata Ridlwan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/4).
Menurut pengamat asal Universitas Indonesia (UI) itu, paham ISIS mengajak semua umat Islam di seluruh dunia harus taat pada Daulah Islamiyah.
BACA JUGA: Firtian Memastikan Zakiah Aini Bukan Anggota Perbakin, Simak Penjelasannya
Dia mengatakan, pemahaman itu yang membuat ISIS bisa terlibat gesekan dengan kelompok teroris yang tidak mengakui Daulah Islamiyah.
Misalnya, ujar Ridlwan Habib, terjadi gesekan di penjara antara para narapidana (napi) kasus terorisme yang berbaiat kepada ISIS dengan kelompok teroris Jemaah Islamiyah atau JI.
BACA JUGA: Pendaftaran PPPK 2021: Kabar Gembira bagi Para Calon Pelamar
Sebab, terpidana teroris kubu JI tidak setuju dengan paham ISIS.
"Nah, narapidana yang JI ini tidak mengakui ISIS. Di dalam penjara mereka bertengkar. Enggak mau salaman, enggak mau tegur sapa, enggak mau salat bareng, ini problem riil di dalam penjara," ujar dia.
Menurut Ridwan Habib, pemerintah harus tampil memerangi paham radikal yang berkembang di Indonesia.
Caranya, pemerintah mengajak influencer dan ustaz milenial untuk berperan memerangi paham tersebut.
"Kalau pemerintah mau menyekesaikan masalah ini, harus dibuka, dibuka ke publik dan kemudian diselesaikan. Kalau kemduian cara sekarang belum berhasil, berarti ada yang salah," ujar dia. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan