jpnn.com, BANDUNG - Sidang terdakwa Bupati nonaktif Bogor Ade Yasin di Pengadilan Tipikor Bandung, Jawa Barat, Senin, disaksikan langsung puluhan mak-mak.
Sidang hari ini Ade Yasin membacakan nota pembelaan atau pleidoi atas dugaan suap auditor BPK.
BACA JUGA: Sebelum Dibawa KPK, Ade Yasin Sebut Nama Dandim dan Kapolres Bogor
"Dari sekilas yang saya tahu ini membuat saya tertarik. Ada kejanggalan, dulu, kan, saya pertama kali tahunya ada OTT (operasi tangkap tangan), kok, ke sini-sini dari yang saya lihat di pemberitaan persidangan, itu enggak ada OTT," kata Vivi Evilia, warga Jakarta yang hadir bersama Srikandi Bara JP (Barisan Relawan Jalan Perubahan) saat diwawancarai.
Dia menyampaikan rasa simpatinya terhadap Ade Yasin karena melihat perkara itu janggal.
BACA JUGA: MUI Doakan Ade Yasin Bebas dari Jerat Hukum Kasus Korupsi
Vivi juga menaruh harapan kepada kuasa hukum Ade Yasin, Dinalara Butarbutar yang juga Direktur Eksekutif LBH Bara JP sekaligus Ketua Mahkamah Organisasi Bara JP agar membela kliennya untuk mendapatkan keadilan.
Vivi mengaku mengenal Dinalara sebagai sosok yang berintegritas.
BACA JUGA: PNS Pemkot Semarang yang Dibakar Terpantau CCTV, Dieksekusi di TKP
Bara JP sebelum Pilpres 2014 bernama Barisan Relawan Jokowi Presiden, kemudian berubah nama menjadi Barisan Relawan Jalan Perubahan karena Jokowi menjadi presiden.
"Saya menilai Bu Dinalara itu objektif dan berintegritas. Karena sebagai Direktur Eksekutif LBH Bara JP, beliau diamanatkan oleh pembinanya, yakni Pak Jokowi," kata Vivi.
Sementara itu terdakwa Ade Yasin dengan terisak-isak meminta keadilan kepada majelis hakim yang diketuai oleh Hera Kartiningsih karena tak terbukti terlibat dalam perkara dugaan suap auditor BPK.
Permintaan itu dia sampaikan secara daring dari Rutan Perempuan Kelas IIA Bandung saat sidang agenda pembacaan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor Bandung, Jawa Barat, Senin.
"Semuanya clear, tak ada perintah, tak ada instruksi dan tak ada pengondisian dari saya. Jika keadilan sudah terbuka lebar, mengapa saya dituntut bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak saya lakukan?" katanya sambil menangis.
Dia meyakini majelis hakim akan objektif dalam memberikan putusan.
Pasalnya, 39 saksi yang dihadirkan Jaksa KPK dan dua saksi ahli memberikan keterangan di persidangan bahwa Ade Yasin tak terlibat.
Terdakwa lainnya bahkan mengaku tidak mendapat perintah dari Ade Yasin dalam melakukan dugaan suap.
"Jika melihat fakta persidangan tidak ada satu saksi pun yang mengatakan bahwa saya terlibat dalam perbuatan tersebut, lalu di mana letak kesalahan saya?" katanya.
Pada persidangan sebelumnya, Jaksa KPK menuntut kepada hakim agar menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara dengan denda Rp 100 juta dan subsider enam bulan kurungan kepada Ade Yasin. Kemudian memberikan hukuman tambahan berupa pencabutan hak politik selama lima tahun.
"(Menuntut) hukuman tiga tahun untuk Ade Yasin, lalu denda Rp 100 juta dan subsider enam bulan," kata Jaksa KPK Rony Yusuf. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyebab Kematian 6 Warga Badui Teridentifikasi
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti