jpnn.com, SURABAYA - Jawa Timur sedang kekurangan guru agama. Di beberapa sekolah, terutama SMA/SMK, jumlah guru agama kurang.
Bahkan, materi pelajaran agama diisi guru yang bukan berlatar pendidikan agama.
BACA JUGA: Kota Bogor Kekurangan 241 Guru Agama Islam
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, kekurangan guru di provinsi yang dipimpinnya mencapai 1.050 orang.
BACA JUGA : Para Guru Agama Ternyata Belum Terima Tunjangan Sejak 2011
BACA JUGA: Mohon Perhatiannya, Jatim Kini Kekurangan 2.000 Guru Pendidikan Agama Islam
Perinciannya, guru agama di jenjang SMA kurang 500 orang, di jenjang SMK kurang 497 orang, serta di jenjang pendidikan khusus dan layanan khusus (PK-LK) kurang 53 orang.
BACA JUGA: Berharap Kekurangan Guru Diisi PPPK dari Honorer
Pihaknya memberikan beberapa rekomendasi sebagai alternatif pemenuhan guru agama.
Di antaranya, ujar Khofifah, melakukan pemetaan dan pemerataan sekolah yang kelebihan guru. Selain itu, menarik kembali guru yang diperbantukan di sekolah swasta.
BACA JUGA : Kota Bogor Kekurangan 241 Guru Agama Islam
Alternatif lain, ujar Khofifah, adalah melakukan program guru kompetensi ganda.
Program tersebut dilakukan dengan menambah kompetensi agama kepada guru bidang studi lain yang relevan.
Adapun rekomendasi lainnya adalah mengadakan rekrutmen PNS ataupun GTT untuk bidang studi agama.
Mengenai hal itu, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Akh. Muzakki menyebutkan, Pemprov Jatim perlu bekerja sama dengan lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) yang mencetak atau menghasilkan guru agama. LPTK yang dimaksud adalah perguruan tinggi.
BACA JUGA : PAUD Harus Punya Guru Agama
Untuk agama Islam, ujar dia, bisa bekerja sama dengan fakultas tarbiyah yang ada di universitas berbasis agama Islam.
Guru besar sosiologi pendidikan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) tersebut menuturkan, kerja sama perlu dilakukan secara intensif.
Dengan begitu, pemprov bisa mendapatkan calon guru agama yang berkualifikasi.
''Kita semua mendukung upaya-upaya untuk mencetak guru agama sehingga bisa dipenuhi,'' tutur Muzakki.
Pendidikan agama dinilai cukup penting di masyarakat. Terutama di kalangan peserta didik untuk menanamkan atau memperkuat nilai-nilai moral. Karena itu, penting juga dalam memenuhi sumber daya manusia atau guru agama yang berkarakter.
Pihaknya juga mengapresiasi langkah yang dilakukan gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Yakni, kerja sama dengan perguruan tinggi sebagai bentuk penyediaan layanan pendidikan bagi guru madrasah diniyah (madin).
Ada 1.600 guru madin yang mendapatkan beasiswa studi. ''Tapi, menurut saya, tidak hanya berhenti pada titik itu,'' ucap Muzakki.
Kerja sama lain, imbuh dia, perlu diintensifkan. Salah satunya, pemenuhan kebutuhan guru pendidikan agama Islam (PAI) di SMA/SMK. Mengenai perekrutan guru agama, jelas dia, tentu menjadi bagian birokrasi dan kebijakan pemprov.
''Kebutuhan itu bisa dikomunikasikan dengan LPTK sehingga dapat memenuhi kualifikasi calon guru agama,'' tuturnya.
Di Jatim, ada beberapa LPTK yang bisa diajak bekerja sama. Selain UINSA Surabaya, juga ada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang. Ada juga beberapa institut agama Islam negeri (IAIN).
Di antaranya, di Jember, Tulungagung, Ponorogo, Kediri, dan Pamekasan. ''Rata-rata mereka lembaga penyedia tenaga kependidikan,'' jelasnya. (puj/c22/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Guru Agama Ternyata Belum Terima Tunjangan Sejak 2011
Redaktur & Reporter : Natalia