jpnn.com, BOJONEGORO - Larangan perekrutan tenaga pendidik (honorer) cukup meresahkan dunia pendidikan Bojonegoro, Jawa Timur.
Pasalnya, kekurangan tenaga pendidik di Bojonegoro mencapai 1.520 orang.
BACA JUGA: Lowongan! Dibutuhkan 2.500 Guru Tetap dan Honorer
Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas Pendidikan (Dispendik) Bojonegoro Khuzaini menyatakan, kebutuhan tenaga pendidik Bojonegoro masih sangat tinggi.
Dengan begitu, pihaknya tidak melarang apabila sekolah merekrut tenaga bantu.
BACA JUGA: Kabar Menyenangkan untuk Guru Honorer
''Hampir seluruh sekolah kekurangan tenaga. Kalau tidak ada perekrutan, kasihan siswanya,'' ujarnya kemarin (28/5).
Menurut Khuzaini, perekrutan tenaga pendidik tersebut memang tidak ada dalam anggaran pemerintah.
BACA JUGA: 6.000 Guru Honorer Terancam Dirumahkan
Sebab, surat keputusan (SK) bagi honorer kategori 2 (K2) sudah dihentikan.
Apalagi, status pengangkatannya juga belum jelas. Dengan demikian, pemerintah melarang perekrutan tenaga honorer.
Untuk tahun ini saja, lanjut dia, jumlah tenaga K2 jenjang SD mencapai 745 orang, sedangkan non-K2 1.267 orang.
Lalu, jenjang SMP mencapai 89 tenaga pendidik, sedangkan non-K2 114 orang.
''Jumlah non-K2 lebih mendominasi jika dibandingkan dengan K2,'' paparnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Bojonegoro Sri Minarti mengungkapkan, larangan perekrutan tenaga honorer memang dihentikan.
Tapi, setiap sekolah masih bisa merekrut tenaga dengan status tenaga bantu.
Selagi sekolah tersebut membutuhkan dan memiliki anggaran insentif.
Menurut Sri Minarti, kebutuhan tenaga pendidik di Bojonegoro sangat tinggi. Kalau tidak segera dicukupi, yang menjadi korban adalah anak didik.
Sebab, kemampuan guru hanya seadanya dan harus men-cover sejumlah mata pelajaran. (rka/c22/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapan Gaji Guru Honorer SMA Dibayarkan?
Redaktur & Reporter : Natalia