jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka bereaksi keras dengan menyikapi peristiwa persekusi dan penelanjangan dua wanita ke laut di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu (8/4).
"Atas aksi beberapa warga melakukan persekusi sampai menelanjangi dua wanita ke laut, itu aksi yang sangat tidak manusiawi," kata Diah melalui layanan pesan, Senin (17/4).
BACA JUGA: 300 Warga Sumbar Persekusi 2 Perempuan, Komisi III: Ini Biadab, Harus Dibuat Jera!
Terlebih lagi, kata Ketua Presidium Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPPRI), aksi persekusi dilakukan dengan mengatasnamakan Ramadan.
Diah mengatakan Ramadan adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat yang tidak ada kekerasan terhadap sesama.
BACA JUGA: Publik Diminta Tahan Opini Soal Tewasnya Brigadir J, karena Bisa Jadi Persekusi
"Saya tidak habis pikir dengan kemuliaan Ramadan ada orang yang sanggup melakukan perbuatan sekeji itu," kata legislator Fraksi PDI Perjuangan itu.
Toh, kata Diah, perilaku warga yang mempersekusi dua wanita tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman yang selama ini dikenal dengan rahmatan lil alamin.
BACA JUGA: Persekusi hingga Konfrontasi Bukan Jihad, Jangan Salah Kaprah
Dia pun meminta hukum bisa ditegakkan kepada para pelaku persekusi karena aksi di Sumbar tidak boleh dibiarkan.
"Hukum harus ditegakkan, korban harus mendapatkan keadilan. Polisi tidak boleh lemah mengusut perkara persekusi ini," lanjut Diah.
Alumnus Universitas Padjajaran (Unpad) itu menyadari kasus persekusi dan penelanjangan dua wanita di Sumbar karena dugaan sebuah kafe tempat korban berada masih beroperasi saat Ramadan.
Namun, kata Diah, warga seharusnya tidak menumpahkan kekesalan terhadap kafe yang beroperasi selama Ramadan kepada wanita.
Masyarakat setempat bisa mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk menutup kafe yang melanggar aturan.
"Sekali lagi, peristiwa di Sumbar memperlihatkan perempuan menjadi korban," ujar Diah.
Sebelumnya, beberapa warga mempersekusi dua wanita di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar pada Sabtu (8/4) kemarin.
Warga bahkan mengarak dua wanita menuju tepi laut untuk kemudian menelanjangi korban yang sudah meminta ampun.
Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan AKP Hendra Yose mengatakan tindakan warga diduga karena kafe tempat wanita bekerja tetap beroperasi selama Ramadan.
"Faktor karena wanita di kafe yang buka juga saat Ramadan, sehingga masyarakat marah," katanya kepada wartawan, Rabu (12/4) kemarin. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Viral Video Warga Persekusi Jemaat saat Perayaan Natal di Gereja, Polisi Bilang Begini
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan