Persekusi hingga Konfrontasi Bukan Jihad, Jangan Salah Kaprah

Sabtu, 16 April 2022 – 04:11 WIB
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai sejumlah pihak akhir-akhir ini salah kaprah memaknai jihad. Menurut pria yang akrab disapa Cak Nanto itu, mereka mempersempit makna jihad hanya untuk fisik semata, sehingga tujuannya sangat berbahaya dan mengancam keamanan dan kenyamanan kehidupan berbangsa dan beragama.

“Banyak perkembangan akhir-akhir ini terkait makna jihad yang selalu menempatkan dengan jihad fisik, padahal hakikat jihad yang sebenarnya adalah berjuang," kata Cak Nanto dalam talkshow Inspirasi Ramadan bertajuk ‘Memahami Jihad yang Sebenarnya’ di akun BKN PDI Perjuangan di YouTube, Jumat (15/4).

BACA JUGA: Heboh Seruan Jihad Lawan Densus 88 Antiteror, Novel Bamukmin Beri Komentar Begini

Cak Nanto menilai jihad merupakan salah satu pilar dan dasar syariat Islam yang mempunyai kedudukan sangat mulia.

Oleh karena itu, Cak Nanto memandang penting untuk memahami konsep jihad secara utuh. Dia menilai perlu memurnikan kembali makna jihad sebagaimana dengan tuntunan syariat Islam.

BACA JUGA: Sepekan Ramadan, 372 PMKS di DKI Ditertibkan, Ada PSK, Pengemis hingga Waria 

Menurut dia, jihad dalam bahasa Arab berarti sungguh-sungguh, mempunyai makna dan konteks yang sangat luas. Dia memandang segala sesuatu yang dilakukan secara sungguh-sungguh akan bermakna jihad.

"Berjuang dengan sungguh-sungguh terhadap apa yang dicintai dengan nilai dan karena rida Allah, upaya mendapatkan rida Allah, itu namanya jihad," lanjut Cak Nanto.

BACA JUGA: Begini Cara Rasyid Bakri Manfaatkan Waktu di Bulan Ramadan, Bisa Dicontoh

Dia kemudian menjelaskan terkait penerapan dari pedaran makna tentang jihad dalam konteks berbangsa.

Menurut dia, Indonesia memegang prinsip negara kesepakatan. Kehadiran Indonesia dan segala dasarnya merupakan hasil dari suatu konsensus atau kesepakatan nasional.

Karena itu, jihad harus digerakkan pengertiannya kepada peningkatan taraf hidup umat Islam dan masyarakat umumnya, menyediakan sandang, pangan, dan papan kepada orang yang tidak punya, juga saling menjaga kerukunan.

“Di Muhammadiyah sendiri ada prinsip darul ahdi wa syahadah, maka konteksnya yang dibangun adalah bagaimana pola, cara melakukan jihad itu. Jadi, misalnya sekarang konteknya membantu masyarakat bagaimana keluar dari kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan," kata dia.

Menurut dia, jihad di Indonesia seharusnya menjaga kerukunan sebagai proses kemanusiaan. "Bagaimana kita sama-sama saling menopang satu sama lain meskipun dengan perbedaan. Saya kita itu konteks jihad yang paling utama,” jelas Cak Nanto.

Cak Nanto menaruh perhatian penting pada cara dan metode jihad di tengah keragaman budaya Indonesia.

Dia menilai syariat Islam dalam urusan membela tanah air, agama, nilai, dan kehormatan bangsa sudah ditentukan oleh aturan-aturan supaya tidak melewati batas. Hal ini kaitannya dengan kehati-hatian bagi siapa pun yang menyerukan jihad dalam suasana damai, penerapannya yang tidak tepat hingga berujung pada persekusi dan konfrontasi.

“Jangan memahami jihad untuk konteks melakukan perang atau menyakiti orang. melakukan perkusi atau melakukan intimidasi karena perbedaan cara pandang, itu tidak menampilkan substansi Islam yang rahmatan lil'alamin," jelas Cak Nanto. (tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanja Kebutuhan Ramadan Makin Mudah, Bisa Dilakukan Kapan Saja


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler