jpnn.com, JAKARTA - Wakil Rektor I bidang Akademik di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA ’45 Jakarta), Apt. Diana Laila Ramatillah, S.Farm, M.Farm, Ph.D resmi menjadi profesor di Ruang Ki Hajar Dewantara, Lantai 2 Kantor LLDIKTI Wilayah III, Cawang, Jakarta Timur, pada Kamis (22/6).
SK Guru Besar dari Kemendikbudristekdikti dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 29021/M/07/2023 Tanggal 12 Juni 2023 itu berisi tentang Kenaikan Jabatan Akademik fungsional Dosen sebagai profesor atas nama Apt.
BACA JUGA: Hadiri Pengukuhan Prof Rini Sugiarti sebagai Guru Besar di USM, Ini Pesan Menaker Ida
Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Dr. Lukman, S.T, M.Hum mengatakan penyerahan SK itu merupakan sebuah perjalanan panjang terkait publikasi ilmiah, penelitian dan lain-lainnya.
"Kami sangat berharap dengan panjangnya proses dan lain-lainnya, bisa menjadi kebanggaan penerima dan juga kebanggaan LLDikti wilayah III ini. Saya dengan sangat bangga menyapa dulu satu persatu guru besar yang ada di wilayah LLDikti III,”ucap Dr. Lukman.
BACA JUGA: Jadi Guru Besar BINUS, Prof Juneman Gagas Konsep Lawan Korupsi Ilmu
Lukman mengatakan saat ini terdapat 353.892 dosen dan 6.793 guru besar.
Menurutnya, dari total Guru Besar tersebut 340 guru besar berasal dari LLDikti Wilayah III. “Jadi setidaknya ada lima persen guru besar berasal dari LLDikti Wilayah III,”ujarnya.
BACA JUGA: Guru Besar UGM Setuju Masa Jabatan Firli Bahuri Cs Menyesuaikan Putusan MK
Lukman mengatakan perguruan tinggi menjadi sebuah kampus unggul merupakan standar nasional paling tinggi dan pondasinya adalah SDM dimana salah satunya adalah Guru Besar.
"Satu Prodi minimal satu Guru Besar. Satu keilmuan, bukan dari satu Perguruan Tinggi. Maka, bangun kelompok keilmuan,”ungkapnya.
Dia menambahkan semangat menjadi kampus unggul dibangun dengan adanya pemberian jenjang guru besar.
"Guru besar itu betul-betul pengakuan dan memang prosesnya tidak mudah dimana harus menjalani tridarma Perguruan Tinggi,”kata Lukman.
Dia berharap guru besar bisa memberikan keberkahan, keilmuan bagi sekitar serta bisa menginspirasi dosen-dosen muda.
Prof Diana Laila Ramatillah mengaku tidak mudah meraih gelar profesor. Banyak syarat yang harus dipenuhi seperti sudah 10 tahun menjadi dosen.
Prof Diana mengawali profesi itu sejak 7 Februari 2013 dan pada 7 Februari 2023 genap 10 tahun.
Dari Jabatan sebagai Lektor Kepala maka pada September 2022 Prof Diana mengajukan diri menjadi guru besar. Sejak 2013-2023 Prof Diana pun melakoni jabatan struktural seperti Kaprodi, Dekan, hingga Wakil Rektor I.
“Guru besar itu mengumpulkan publikasi yang begitu banyak 40 publikasi (hampir 250 publikasi sejak awal masuk menjadi dosen baik publikasi penelitian maupun pengabdian) dan 2 kali di World Class Professor sehingga hari ini bersama-sama dengan 8 Guru Besar bisa terima SK Profesor. Terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmatnya dapat berkumpul di tempat ini,”kata Prof Diana.
Pertama di Era Kepemimpinan Rudyono Darsono
Gelar Profesor sendiri resmi disandang Prof Diana Ramatillah sejak 19 Juni 2023 dengan diterbitkanya SK, walaupun PAK (Pengesahan Guru Besar-Red) sudah sejak 15 Mei 2023 ditandatangani Dirjen Dikti.
Prof Diana Ramatillah merupakan Guru Besar pertama dari Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta di era kepemimpinan Rudyono Darsono.
Seperti diketahui Rudyono Darsono adalah pemilik kampus UTA ’45 Jakarta yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta UTA'45.
Dalam meraih gelar Guru Besar, Prof Diana Ramatillah juga oleh kolaborasi internasional dengan teman-teman di luar, teman-teman di kampus UTA ’45 Jakarta dan juga World Class Profesor sebanyak 2 kali.
”Pastinya teman-teman di sini yang mendukung saya baik pimpinan, dosen dan juga mahasiswa sekalian yang memang sama-sama kita membantu untuk meningkatkan mutu dan kualitas,”tambahnya.
Prof Diana menyatakan bakal berkontribusi dan memikirkan cara memajukan kampus.
"Jadi kontribusi pertama saya mendirikan kolaborasi internasional, kerja sama internasional. Kalau sudah unggul dan internasional artinya sudah makin bagus,”paparnya.
Selain itu, impian Prof Diana Laila Ramatillah lainnya adalah mau mendirikan S3 Farmasi di UTA ’45 Jakarta.
Lebih lanjut, Prof Diana Laila Ramatillah juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA ’45, Bapak Rudyono Darsono yang secara penuh dan total mendukungnya juga Bapak Ibu di Yayasan, teman perjuangan di S3 saya Pak Rektor UTA ’45 Jakarta.
Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA ’45, Rudyono Darsono mengapresiasi dan memberi selamat kepada Diana Laila Ramatillah atas pencapaian Guru Besar.
Dia berharap Prof Diana Laila Ramatillah dapat membaktikan atau memanfaatkan untuk membantu bangsa dan negara dalam menghasilkan riset-riset yang mempunyai hasil bukan hanya sekadar riset yang enak dibaca.
"Tetapi riset yang bisa menghasilkan sistem pengobatan dari ekstrak-ekstrak tumbuhan atau herbal yang begitu kaya Indonesia," ungkapnya.
Rudyono mengatakan akan selalu mendukung terciptanya Doktor maupun Profesor-Profesor baru di kampus UTA ’45 Jakarta dan juga di Indonesia pada umumnya karena Indonesia masih kekurangan profesor.
Rektor UTA 45 Jakarta, J. Rajes Khana, Ph.D mengaku sangat bahagia karena cita-cita UTA ’45 Jakarta di bawah manajemen baru ada, yakni program 10 tahun menjadi profesor sudah terwujud.
“Prof Diana Laila Ramatillah Diana adalah orang yang masuk dalam program 10 tahun menjadi Profesor. Jadi memang yang kami harapkan adalah sistem, dimana akan mendorong dan membantu semua SDM khususnya Dosen memiliki Program kepangkatan yang memang harus dicapai mulai dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan Profesor," pungkas Rajes.(mcr31/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah