Hadiri Pengukuhan Prof Rini Sugiarti sebagai Guru Besar di USM, Ini Pesan Menaker Ida

jpnn.com, SEMARANG - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyampaikan sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus memperkuat diri dengan karakter Pancasila agar dapat bersaing secara global, selain memiliki keterampilan teknis.

Hal ini disampaikan Menaker Ida Fauziyah saat menyampaikan keynote speech pada acara pengukuhan Prof Rini Sugiarti sebagai guru besar bidang psikologi di Universitas Semarang (USM), Sabtu (10/6).

BACA JUGA: Menaker Ida Fauziyah Tegaskan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja Tak Bisa Ditoleransi

"Pancasila memberikan warna dan corak Indonesia sebagai sebuah bangsa. Oleh karena itu, Pancasila selain menjadi dasar negara juga menjadi karakter bagi SDM bangsa kita," kata Menaker Ida Fauziyah.

Dia menegaskan pemerintah menjadikan penciptaan SDM yang unggul sebagai salah satu prioritas program kerjanya.

BACA JUGA: Menaker Ida Dampingi Presiden Jokowi Kunjungi Malaysia, Ada Kabar Baik Buat PMI

Adapun SDM unggul tersebut adalah, pertama, memiliki keterampilan teknis yang susuai dengan perkembangan zaman.

Kedua, memiliki karakter yang kuat seperti memiliki sikap jujur, pekerja keras, gotong royong, dan bertanggung jawab.

Ketiga, sehat jasmani dan rohani.

"Dalam konteks Indonesia, pengembangan SDM yang berkarakter tidak terlepas dari falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara kita, yaitu Pancasila," terangnya.

Dalam pidatonya, Menaker Ida Fauziyah menyampaikan apresiasi kepada Prof Rini Sugiarti yang telah berhasil dikukuhkan sebagai guru besar.

Prof R‌ini Sugiarti dalam pidato ilmiahnya memaparkan 'Implementasi Pendidikan Karakter: Paradigma Pengelolaan SDM dalam Menghadapi Kompetisi Global'.

"Saya mengucapkan selamat kepada Ibu Prof Rini atas atas pengukuhan guru besar. Ini membanggakan kami perempuan-perempuan atas prestasi yang dicapai," ucap Menaker Ida.

Menaker Ida Fauziyah juga menyampaikan apresiasi secara khusus kepada USM yang telah memberikan ruang kepada perempuan untuk memajukan universitasnya.

Salah satu buktinya adalah dari 8 guru besar USM, lima orang di antaranya perempuan.

"Kepada para perempuan, negara memberikan ruang melalui konstitusi, melalui undang-undang, untuk perempuan-perempuan mengambil peran di luar ruang domestik," pesannya. (mrk/jpnn)