Dianggap Gagal Pimpin Golkar, Ical Tak Pantas Jadi Ketum Lagi

Rabu, 05 November 2014 – 18:03 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Politisi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng menuding ketua umum partainya, Aburizal Bakrie menggunakan cara-cara yang anti-demokrasi agar bisa tetap bertahan di posisi puncak partai berlambang beringin itu. Menurut Mekeng, sah-sah saja Aburizal ingin terpilih lagi sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada musyawarah mendatang.

Hanya saja, Mekeng mempersoalkan cara-cara yang digunakan Aburizal demi memertahankan posisinya. Misalnya dengan ancaman akan mencopot ketua dewan pimpinan daerah (DPD) tingkat I (provinsi) maupun DPD II (kabupaten) Partai Golkar demi memuluskan politikus yang dikenal dengan panggilan Ical itu untuk maju lagi.  

BACA JUGA: Tolak Kenaikan BBM, Ruhut Anggap PDIP Main Sinetron

“Cara-cara seperti itu) mematikan alam demokrasi. Apalagi jika diiming-imingi sejumlah kompensasi berupa uang,” katanya di Jakarta, Rabu (5/11).

Meski memersilahkan Ical kembali maju, namun Mekeng menilai akan jauh lebih baik jika ada regenerasi dalam tubuh Golkar. Alasannya, karena kecenderungan yang terjadi di seluruh dunia saat ini para pemimpin berasal dari orang muda usia antara 40-55 tahun.

BACA JUGA: Pembangunan Infrastruktur Kunci Kelangsungan Otsus Papua

"Presiden kita Jokowi 53 tahun. Presiden Amerika Serikat Barrack Obama pada waktu memimpin umur 46 tahun. Jadi regenerasi adalah suatu proses alamiah," katanya.

Karenanya Mekeng mengaku tidak mengerti sikap ngotot Ical yang masih mau lagi memimpin Golkar untuk lima tahun mendatang. Padahal politikus yang juga pengusaha itu sudah berusia 68 tahun.

BACA JUGA: Polri Belum Tahu Profesi WNI Korban Pembunuhan di Hongkong

"Ini sudah keterlaluan dan menunjukkan ambisi pribadi yang berlebihan. Kami melihat kinerja kepemimpinannya gagal karena kita kalah dalam pemilihan legislatif (Pileg), April lalu. Ini baru pertama kali partai Golkar tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden, bahkan wakil presiden," tuturnya.

Lebih lanjut Mekeng menyebut tidak ada janji-janji Ical saat maju di Munas Golkar di Riau, 2009 lalu yang terealisasi. Misalnya, janji membangun gedung baru untuk Golkar yang hingga masa periode kepemimpinan Ical tak kunjung terealisasi.

Selain itu, Golkar juga mengalami kemerosotan jumlah kursi di DPR dari 106 kursi pada Pemilu 2009, menjadi 91 saja pada Pemilu 2014.

"Apa alasannya bagi orang gagal mencalonkan diri lagi. Mestinya dia mengikuti jejak Pak Jusuf Kalla (JK) pada tahun 2009 pada saat kalah Pilpres. JK langsung mengadakan munas  dan tidak maju lagi. Ini contoh yang baik sebagai pemimpin," ujarnya.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kantor dan Kilang Pertamina Diancam Bakal Disegel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler