Diaspora Indonesia Turut Gaungkan G20 di Luar Negeri

Rabu, 22 Juni 2022 – 11:52 WIB
Diaspora Talk yang digelar secara hybrid. Foto tangkapan layar

jpnn.com, YOGYAKARTA - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo Usman Kansong mengatakan Diaspora Indonesia memiliki peran strategis menggaungkan Presidensi G20 di luar negeri.

Dengan jumlah yang mencapai delapan juta orang, diaspora Indonesia secara tidak langsung mengemban tugas diplomasi sebagai bagian dari nation branding Indonesia di negara tempat mereka bernaung.

BACA JUGA: Ivan Gunawan Ungkap Rasa Kecewa, Gegara Ayu Ting Ting Dekat Sama Jordi Onsu?

Hal tersebut disampaikan Usman Kansong, dalam Diaspora Talk yang digelar secara hybrid di Yogyakarta, Selasa (21/6).

Menurut Usman, diaspora Indonesia bisa melakukan berbagai hal yang mendukung komunikasi publik Presidensi G20. Misalnya melakukan aksi unggah konten serentak melalui media sosial, maupun dengan menggiatkan obrolan mengenai Presidensi G20 Indonesia.

BACA JUGA: 5 Penyebab Munculnya Bisul di Sekitar Ms V, Ladies Harap Waspada, ya!

“Jumlah 8 juta orang adalah kekuatan dahsyat. Branding negara kita itu ada di teman-teman diaspora. Beberapa teman yang berprestasi juga merupakan bagian dari nation branding Indonesia di negara tempat mereka tinggal,” ujar Usman.

Usman mengungkapkan apa yang perlu dikomunikasikan oleh para diaspora tentang presidensi G20 Indonesia di luar negeri tidak hanya seputar tiga tema utama yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Tetapi juga apa manfaat yang didapat dari terlaksananya presidensi G20 Indonesia ini.

BACA JUGA: Pimpin G20, Indonesia Susun Strategi Besar yang Bakal Menyelamatkan Dunia

“Isu-isu tadi seringkali terlalu elit sehingga sulit dicerna oleh masyarakat Indonesia di dalam negeri mungkin juga di luar negeri. Karena itu mungkin kita bisa menurunkan level narasi yang kita sampaikan kepada masyarakat di luar negeri, supaya dari isu elit berubah menjadi isu akar rumput, yang relatif bisa dicerna oleh masyarakat secara umum,” jelas Usman.

Sementara itu Rennie Roos, Founder Indonesia-Netherland Youth Society, mengungkapkan diaspora Indonesia di luar negeri adalah kelompok yang sangat menarik, karena mempunyai skill dan keahlian dari dua budaya, yakni budaya Indonesia dan budaya negara tempat mereka tinggal.

“Karena mereka tahu itu, mereka juga bisa paham dan menghubungkan semuanya sehingga penyampaian informasi lebih mudah,” serunya.

Ditambahkan Rennie, semua diaspora di luar negeri paham bagaimana mereka harus kerja sama dengan warga negara lain.

Diaspora merupakan kunci dalam menjembatani komunikasi untuk kerjasama yang lebih erat.

Pada kesempatan tersebut, Siti Nugraha Mauludiah, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Luar Negeri menyampaikan untuk menghadapi tantangan presidensi G20 negara tidak bisa lagi melakukan proses diplomasi publik secara mandiri.

“Diperlukan sebuah kolaborasi bersama, salah satunya dengan para diaspora Indonesia di luar negeri yang memiliki peran pembangunan karakter dan pola interaksi presidensi G20 Indonesia,” kata Siti.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu Posyandu Mengatasi Stunting, Pupuk Kaltim Menggelar Pelatihan PMBA & Antropometri


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler