Diberi Tahu Eksekusi, Amrozi Emosional

Kamis, 06 November 2008 – 09:33 WIB
CILACAP - Pelaksanaan eksekusi mati tiga terpidana mati bom Bali, Amrozi, Ali Ghufron alias Mukhlas, dan Imam Samudra tak terbendung lagiSetelah sempat batal dari rencana semula pada Senin dini hari (3/11) atau Selasa dini hari (4/11), kini rencana baru dipastikan tak molor lagi

BACA JUGA: Agus Condro Bernyanyi Lagi

Sejumlah persiapan memasuki tahap akhir melebihi persiapan pekan lalu.

Persiapan dimulai Selasa malam (4/11) saat Kalapas Batu, Nusakambangan, Sudijanto menggelar rapat tertutup bersama jaksa eksekutor dan polisi sebagai pelaksana teknis
Pertemuan itu digelar di rumah dinasnya di seberang lapas

BACA JUGA: Dua Kubu KNPI Siap Rekonsiliasi

Kemudian, pukul 07.00 kemarin didirikan tiga kayu sandaran untuk eksekusi di kawasan Nirbaya, Nusakambangan
Tiang itu dipancangkan berjajar dengan jarak sekitar tujuh meter

BACA JUGA: Hemat Listrik Makan Korban



Kayu batangan setinggi dua meter itu dipasang tak jauh dari lokasi eksekusi dua warga Nigeria penyelundup narkoba, Samuel Iwuchukwu Okoye dan Hansen Anthony Nwaolisa, yang ditembak mati akhir Juni lalu

Kayu polos tersebut diangkut mobil polisi karena kawasan Nirbaya, yang letaknya enam kilometer sebelah selatan Lapas Batu, lebih tinggiKayu yang digunakan untuk eksekusi dua WN Nigeria lalu sudah dibakar.

"Amrozi cs juga sudah diberi tahu pukul 17.00 tadi (kemarin) tentang jadwal pelaksanaan eksekusi mati," kata sumber koran ini di NusakambanganYang memberi tahu Kejaksaan Bali dan Jateng sebagai eksekutorPasal 6 ayat 1 UU No 2/Pnps/1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati mengatur bahwa 3 x 24 jam sebelum saat pelaksanaan pidana mati jaksa memberi tahu terpidanaArtinya, eksekusi secepat-cepatnya dilakukan Jumat malam atau Sabtu dini hari (7-8/11).

Namun, aturan itu tidak mengikat seperti kasus dua WN NigeriaMereka berdua didor empat hari setelah pemberitahuanYang jelas, eksekusi tidak akan lewat dari Minggu 9 NovemberBagaimana tanggapan Amrozi saat diberi tahu? "Mereka mengamuk dan mengomel di dalam selJadi, tak terdengar permintaan terakhir," tambahnya

Kapolda Jateng Irjen Pol F.XSunarno dengan menumpang helikopter juga mampir di "pulau penjara" seberang Cilacap itu kemarin siangMantan Deops Polri itu menggelar rapat di ruang Kalapas sekitar tiga jam untuk memastikan semuanya telah siapJenderal bintang dua itu kembali terbang sekitar pukul 12.49Semua sipir lapas yang sejak beberapa hari ini berjaga bersama-sama dengan anggota brimob di seputar lapas juga diwajibkan standby.

Sementara itu, dua helikopter yang rencananya membawa jenazah Amrozi cs hingga kemarin belum muncul

Sementara itu, keluarga terpidana mati Amrozi dan Ali Ghufron alias Mukhlas tetap mendesak pemerintah mengizinkan pihaknya untuk bertemuDalam waktu dekat pihak keluarga akan datang ke Cilacap.

''Kalau pemerintah tak mengizinkan atau sekadar memberi tahu kami, pemerintah telah berlaku sangat zalim,'' kata Ali Fauzi, adik kandung kedua terpidana mati asal Tenggulun, Lamongan itu.

Menurut Ali, saat kontak terakhir pekan lalu (sebelum Jumat, 31/10 lalu ketiganya diisolasi), keduanya menitipkan banyak pesanDi antaranya, permintaan bertemu dengan para istriMukhlas mempunyai dua istri, yakni Paridah dari Malaysia dan Ummu Hussein yang tinggal di SoloSedangkan Amrozi memiliki dua istri, dua-duanya di Lamongan''Secara spesifik, keduanya meminta bertemu istri-istrinya terlebih dahulu dan meminta saya menghadirkan keempat kakak ipar saya itu ke Lapas Batu,'' katanya

Ibu Imam Surati SBY

Keluarga Imam Samudra alias Abdul Aziz berupaya sekuat tenaga meminta penundaan eksekusiIbu Imam, Embay Badriyah, kembali "berjuang" untuk menyelamatkan nyawa buah hatinya dengan melayangkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Surat satu halaman itu dikirim melalui kantor pos di Serang kemarin sekitar pukul 17.00.

"Saya tulis sendiri suratnyaSayang dia tidak mau menyebut apa isi surat tersebut.(ano/naz/agm/mos/hud/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saksi Korupsi Segera Dilindungi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler