Dibutuhkan Kerja sama & Ketegasan dari Seluruh Negara untuk Mencegah Kelangkaan Air

Sabtu, 14 Oktober 2023 – 03:40 WIB
The 2nd Stakeholders Consultation Meeting (SCM) di Hotel Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Kamis (12/10). Foto source for jpnn.com

jpnn.com, BADUNG - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati berharap The 10th World Water Forum bisa menghasilkan dorongan kuat bagi seluruh negara untuk tegas menyatakan komitmennya mengelola air secara berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Dwikorita Karnawati di acara The 2nd Stakeholders Consultation Meeting (SCM), sebagai rangkaian forum air terbesar di dunia di Intercontinental Bali Resort, Badung, Bali pada Kamis (12/10).

BACA JUGA: Pemprov DKI Diminta Fokus Atasi Krisis Air Bersih & Pengendalian Penduduk

"Diharapkan akan mampu meningkatkan komitmen dan kerja sama pengelolaan air global secara berkelanjutan di tengah kondisi bumi saat ini, sehingga kita perlu bekerja sama, berpikir bersama, dan memecahkan masalah bersama," ujar Dwikorita.

Terlebih, pemanasan global telah mengakibatkan meningkatnya temperatur di udara. Keadaan ini memberikan dampak pada semakin berkurangnya air tanah karena terjadinya penguapan yang cepat.

BACA JUGA: Konsisten Terapkan Manajemen 5R, SIG Raih 7 Penghargaan dari Disnakertrans Jatim

Dengan makin cepatnya penguapan, lambat laun akan memberikan pengaruh terhadap ketersediaan air bersih di bumi.

"Dampak ekstrem yang berhubungan dengan air mempengaruhi kehidupan, pembangunan, dan keberlanjutan ekosistem, masyarakat dan individu," tutur Dwikorita.

BACA JUGA: Pertamina Diharapkan Bisa Dorong Lombok Jadi Sport Tourism

World Meteorological Organization (WMO) telah menerbitkan laporan State of Global Water Resources 2021 atau Keadaan Sumber Daya Air Global yang pertama untuk menilai dampak perubahan iklim, lingkungan, dan sosial terhadap sumber daya air di bumi.

Tujuan dari inventarisasi tahunan ini adalah untuk mendukung pemantauan dan pengelolaan sumber daya air tawar, meningkatnya permintaan dan mengukur terbatasnya pasokan.

“Laporan yang dirilis oleh WMO menyoroti beberapa tantangan penting terhadap sumber daya air global yakni ekstrem hidrologi, hilangnya air bersih (perpindahan air bersih tahunan di darat), isu kurangnya akses air bersih atau akses yang tidak setara terhadap air bersih (ketidakadilan air)," kata Dwikorita.

Pria yang juga menjabat Dewan Eksekutif World Meteorological Organization ini menyampaikan ancaman krisis air akibat perubahan iklim ini sudah terlihat sangat jelas.

Antara lain, cuaca ekstrem, iklim, dan peristiwa terkait air menyebabkan 11.778 bencana yang dilaporkan antara tahun 1970 dan 2021.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler