Dicari Pemasok Obat yang Bisa Kasbon

Kamis, 27 Februari 2014 – 08:15 WIB

jpnn.com - TAWANG – Direktur RSUD dr Soekardjo, H Wasisto Hidayat mengatakan, dirinya kini sedang berusaha keras mencari supplier (pemasok) obat yang  mau dihutang, untuk memenuhi kebutuhan obat di Rumah Sakit terbesar di Kota Tasikmalaya tersebut.

“Ya saya lagi berusaha melobi ke sana-kemari untuk mencari pemasok obat yang bisa dikasbon (dihutang, red). Sebab kita sekarang tidak ada dana bagi pembayaran obat,” ujarnya saat ditemui Radar Tasikmalaya (Grup JPNN),kemarin (26/2).

BACA JUGA: Peserta Tes CPNS Demo Kantor Gubernur Papua Barat

Dia membeberkan, uang hasil pinjaman Pemerintah Kota Tasikmalaya ke bank sebesar Rp 1 Miliar sudah habis digunakan membayar tunggakkan obat kepada pemasok obat sebelumnya.

“Itu tidak cukup untuk melunasi semua hutang obat kepada pemasok. Jadi kita masih mencari pemasok yang mau dihutang,” tuturnya.

BACA JUGA: Pemenang Tender KPU Bisa Dibatalkan

Wasisto menjelaskan, dari 100 rekanan obat saat ini hanya ada 40 yang masih mengirim obat ke RSUD. Itupun sebagian sudah ada yang mengancam tidak akan mengirim lagi, karena belum mendapat pembayaran darinya.

“Apalagi saat ini yang membuat beban semakin berat yakni pasien layanan jaminan kesehatan mengambil obat dari luar kemudian kuitansinya diklaimkan ke RSUD. Karena obat yang dicari tidak ada di rumah sakit,” tuturnya.

BACA JUGA: Karcis Masuk Bromo Jadi Rp 400 Ribu

Menurutnya, dari seluruh pemasok obat yang ada. 60 persen diantaranya sudah berhenti mengirim obat, terutama jenis narkotika untuk keperluan operasi bedah seperti obat bius, obat cuci darah hingga obat untuk thalasemia. Padahal obat-obatan khusus itu tidak ada di apotik, sehingga pasien akan sangat kesulitan mencari.

“Rekanan obat-obatan itu ada yang masih ngirim ada yang sudah tidak ngirim. Yang tidak ngirim hampir 60 persen. Sehingga kami sekarang bingung. Karena tiap rekanan beda supplier obatnya,” ujar dia.

Dia menambahkan,Askes yang telah berubah menjadi BPJS baru membayar hutang Rp 3,1 miliar. Masih ada sisa hutang kurang lebih Rp 4 miliar, uang dari Askes itu telah dibayarkan kepada beberapa rekanan obat.

Sehingga untuk obat-obat biasa kembali ada distribusi untuk sementara waktu, namun dia tidak bisa memastikan sampai kapan RSUD bisa mempertahankan pemasok obat. “Yang dari pusat katanya akhir Februari ini mau bayar. Nah itu, kalau duit dibayar mau saya langsung bayarkan ke rekanan. Ada rekanan obat, rekanan makanan, rekanan susu, rekanan daging,” tandasnya.

Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman mengungkapkan, pihaknya kini tengah meme\ikirkan solusi yang terbaik dalam upaya memenuhi kebutuhan obat di RSUD.

“Makanya, ke depan kita butuh dana cadangan. Untuk mengantisipasi situasi seperti ini. Bagaimana caranya nanti kita pikirkan dulu seperti apa. ini untuk menjaga cash flow keuangan rumah sakit,” ujarnya.

Untuk sementara, kata dia, pemkot menunggu pembayaran sisa hutang dari BPJS dan Kabupaten Tasikmalaya. Yang masih memiliki tunggakan kepada RSUD, sementara dari kementrian kesehatan juga direncanakan cair akhir bulan ini.

“Kalau saja yang Rp 22 miliar itu dibayar oleh kementrian akhir bulan ini. Kita bisa tenang,” tuturnya. (pee)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paru-Paru Bengkak, Anoa KBS Mati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler