jpnn.com - SURABAYA - Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali kehilangan satwa. Kemarin (26/2) anoa jantan mati di kandangnya. Satwa dengan nama latin Bubalus depressicornis tersebut ditemukan mati sekitar pukul 11.30. Petugas langsung membawanya dan melakukan otopsi.
Berdasar hasil otopsi, anoa dengan panggilan Heppy itu dinyatakan mati karena paru-parunya membengkak. Selain paru-paru bengkak, anoa tersebut sudah tua. “Usianya 19 tahun,” ujar Humas KBS Agus Supangat. Masa hidup maksimal satwa tersebut biasanya 20 tahun.
BACA JUGA: Marapi Erupsi 38 Detik, Radius 3 Km Steril
Ketika dihubungi Jawa Pos, Direktur Operasional Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Liang Kaspe menyatakan, dalam sebulan terakhir satwa endemis tersebut telah mendapat perawatan intensif di KBS.
Menurut Liang, satwa itu memang sakit-sakitan. “Keluar masuk, keluar masuk (klinik, Red) terus,” ujarnya.
BACA JUGA: Hutang Menumpuk, Rumah Sakit Krisis Obat
Adanya gangguan fungsi paru-paru berupa pembengkakan, jelas Liang, memengaruhi fungsi pernapasan hewan tersebut. "Karena susah napas, makanya mati," terangnya.
Lebih lanjut, Liang mengatakan, selama masa perawatan, pihak KBS telah melakukan hal yang terbaik. Baik gizi maupun obat-obatan untuk menangani gangguan paru-paru anoa tersebut. “Semua sesuai dengan kaidah kedokteran,” tambahnya.
BACA JUGA: Panitia Tender KPU: Penawaran Terendah Belum Tentu Menang
Dengan matinya anoa, kini koleksi di KBS tinggal lima ekor. Perinciannya, 1 jantan, 3 betina, dan 1 ekor belum diketahui jenis kelaminnya.
Anoa jantan yang mati itu memang masuk dalam daftar 84 satwa yang rentan mengalami kematian. Selain anoa, yang telah mati adalah nilgai dan babon. Kini satwa rentan mati tersebut tersisa 81 ekor. (yoc/c7/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panitia Tender KPU Diduga Pakai Aturan Kedaluwarsa
Redaktur : Tim Redaksi