Dicari!! Pemimpin Pancasilais untuk Ibu Kota

Jumat, 21 Oktober 2016 – 20:11 WIB
Ilustrasi: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Perilaku calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai telah menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu tercermin lewat kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam menata kota.

Ketua Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Tarigan menilai, pembangunan di Jakarta cenderung mengutamakan kepentingan kaum pemodal, pengusaha besar, dan pengembang. Hal itu dinilai bertentangan dengan sila kelima Pancasila.  

BACA JUGA: 29 Oktober, Kawasan Monas Bakal Meriah

"Jakarta merupakan ibu kota negara sekaligus sebagai tempat berkumpulnya segala suku bangsa dan tolok ukur kesejahteraan masyarakat Indonesia di mata dunia, ternyata belum menunjukkan keberpihakkannya terhadap golongan sosial masyarakat di tingkat ekonomi rendah. Ini keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesianya dimana?" kata Eki, sapaan akbrabnya dalam diskusi di Kawasan Jakarta Pusat, Jum'at (21/10).

Eks bakal calon Gubernur DKI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menuturkan, pembangunan Jakarta dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini hanya menjadi ajang berbagi proyek antara pemerintah dengan perusahaan properti raksasa.

BACA JUGA: Hanafi Rais: Cuma Hendropriyono yang Tahu...

Reklamasi sebagai contohnya, lanjut dia, mega proyek ini adalah hasil dari keputusan pemprov DKI Jakarta dengan dalih akan menciptakan kawasan strategis pariwisata dan pemukiman berupa apartemen berharga miliaran rupiah. Bahkan, lanjut Eki, mantan Bupati Belitung Timur itu merekomendasikan penggusuran demi pembangunan tanpa memerhatikan nasib warga.

"Selain reklamasi teluk Jakarta yang hanya menguntungkan bagi para pengembang property dan masyarakat golongan atas, pemprov Jakarta juga kerap melakukan penggusuran pemukiman warga khususnya di bantaran kali dan pemukiman warga di daerah Kalijodo," ujar Eki yang juga aktivis 98.

BACA JUGA: Novanto Bangkitkan Semangat Kader Beringin di Bone

Eki menjelaskan, sikapnya itu bukan anti pembangunan, tapi cara-cara yang dilakukan Pemprov DKI sangat jauh dari kaidah berbangsa bernegara yang telah diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang dan Pancasila.

"Maka, ini membuktikan bahwa pemerintahan saat ini telah menunjukkan wujudnya sebagai pemerintahan yang anti sosio demokrasi, anti musyawarah-mufakat dan anti Pancasila," tegasnya.

Masih terkait Pancasila, Eki kemudian menyinggung pernyataan Ahok terkait tafsirnya terhadap kitab suci Alquran dalam surah Almaidah ayat 51. Menurut Eki, sebagai umat non muslim dan kaum minoritas, Ahok tak selayaknya mengomentari ajaran agama yang bukan keyakinannya. Apalagi, lanjut Eki, komentarnya itu bertendensi politik.   

"Dan paling akhir pernyataannya yang membuat diskursus muslim dan non muslim membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila dalam sila pertama tak dihormati. Di mana Pancasila tak bercerita lagi minoritas dan mayoritas," tutur Eki.   

Sementara itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Cornelis menyatakan, proses demokrasi Pilkada DKI Jakarta dikaitkan dengan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 

Pasalnya, Pancasila merupakan perekat nilai-nilai perbedaan.

"Kalau menurut saya, Pancasila ini adalah konsep yang terbaik di dunia untuk mengakomodir berbagai macam suku bangsa dari tujuh belas ribu pulau, bermacam-macam kebudayaan, bermacam agama, Pancasila inilah paling cocok," kata gubernur Kalimantan Barat ini.

Cornelis menuturkan, setiap orang tidak mempunyai hak untuk mencampuri dan mengintimidasi terhadap agama lain. Apalagi merendahkan keimanan seseorang dalam bertuhan. Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menerapkan nilai-nilai Pancasila.

"Tapi jangan hanya di bibir, ya kita ini kan bertuhan, kita gak boleh mencampuri. Misal you Islam, ya itu agamamu-lah agamaku-lah, kita tak boleh mencampuri," ujar Cornelis.

"Itu (Pancasila) cocok dari beraneka ragam ini, ya begini kita disini kan berbagai macam suku, kalau ndak ada Pancasila mana bisa kita bisa datang begini. Saya bicara nyata aja ya," tambahnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Tetapkan Paslon Pilgub DKI Senin Besok, Setelah Itu?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler