Ia adalah seorang produser radio, seorang aktivis politik bawah tanah, seorang tersangka penyelundup emas, seorang instruktur penerbangan dan produser dari salah satu band paling berpengaruh di Indonesia.

Mohammad Sidik Tamimi, juga dikenal sebagai Dick Tamimi, adalah salah satu karakter paling berwarna di Indonesia dan kisah hidupnya terkait dengan sejarah tanah air.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23

Namun nama dan kisahnya tak banyak diketahui orang.

Dan ini yang membuat musisi dan produser seni Julien Poulson ingin menceritakan kisahnya.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia

Ahli etnomusikologi ini menemukan beberapa cerita Dick saat membolak-balik peti vinil tua di pasar loak di Surabaya, Indonesia.

Ia menemukan rekaman Dara Puspita, band rock perempuan pertama di Indonesia yang populer pada tahun 1960an. Dick Tamimi adalah produser mereka pada periode itu.

BACA JUGA: Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?

"Yang membuat saya terpesona tentang Dara Puspita adalah mereka menulis lagu yang nyeleneh dalam sesi rekaman berjudul Surabaya, yang diberi nama sesuai kampung halaman mereka… dan menjadi hit," kata Julien.

"Kalau Anda naik kereta ke Surabaya hari ini, Anda akan mendengarnya saat pemberitahuan publik, diputar saat kereta tiba.

"Tetapi tunjukkan kepada siapa pun di jalan gambar band atau salah satu rekaman mereka [dan] mereka tidak akan tahu siapa itu."

Kini Julien berencana untuk mengangkat kisah band dan produser eksentrik mereka itu.

Dia sedang mengembangkan musikal tentang petualangan luar biasa mereka, termasuk kisah penyelundupan emas, kecelakaan pesawat, dan sirkus Hungaria.Melebur perhiasan emas

Sebelum menjadi produser rekaman legendaris, kehidupan Dick Tamimi berkisar di seputar radio.

Lahir di Jawa Barat pada tahun 1922, ia belajar teknik elektro dan kemudian membuka bengkel radio.

Namun ketika pasukan Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942 sebagai bagian dari Perang Dunia II, hal itu mengubah hidupnya.

Pada tahun 1940-an, Dick menjadi letnan penerbangan di angkatan udara Indonesia.

Dia membantu menggulingkan pemerintah kolonial Belanda dan membantu munculnya gerakan kemerdekaan.

Pemberontak Indonesia ini membentuk pemerintahan alternatif di hutan, yang disebut Pemerintahan Darurat Republik Indonesia atau PDRI. Mereka berpindah-pindah hutan di Sumatera Barat menghindari Belanda.

"[Dick] ditugaskan untuk bergabung dengan pemerintah di hutan di Sumatra, dengan misi khusus untuk mendapatkan sebuah pesawat untuk cikal-bakal pemerintahan [Indonesia] yang baru, dan pesawat itu adalah Avro Anson tahun 1930-an yang tampak cantik," jelas Poulson. .

Namun pemerintah Indonesia yang masih muda, dipimpin oleh Presiden Sukarno, tidak memiliki dana untuk membelinya.

Maka, pada bulan September 1947, Wakil Presiden Mohammad Hatta memanggil para donatur dan mendirikan pos pemeriksaan di seluruh Sumatra untuk sumbangan perhiasan emas.

Dalam waktu kurang dari dua bulan, perempuan lokal Sumatera menyumbangkan hampir 15 kilogram perhiasan untuk tujuan tersebut, yang kemudian dilebur menjadi emas batangan.

Mereka berencana membeli pesawat tersebut seharga 12 kilogram emas dari mantan pilot Australia Paul Keegan, yang menginginkan transaksi tersebut dilakukan di Thailand.

Dick merupakan bagian dari rombongan yang menemui sang pilot, namun sayangnya pembelian tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

Ketika kelompok tersebut tiba di Thailand, militer Thailand menuduh mereka melakukan penyelundupan emas.

Ia melarikan diri melalui darat sementara dua orang lainnya berusaha melarikan diri dengan pesawat. Sayangnya pesawat itu jatuh di lepas pantai Malaysia.

Emas batangan dilaporkan ada di dalam pesawat, namun ketika pesawat ditemukan, Julien mengatakan hanya ada satu jenazah – dan tidak ada emas.Dari hutan ke studio

Dick kembali ke Indonesia dan bergabung dengan pemberontak yang berperang melawan Belanda, yang menolak melepaskan sisa kekuasaan mereka.

Untuk membantu mereka, Dick kembali ke cinta pertamanya, radio. Keahliannya sangat berharga bagi upaya revolusi saat ia membantu menyiarkan penolakan mereka untuk menerima pemerintahan Belanda dari hutan.

Akhirnya kedaulatan secara resmi diserahkan pada tahun 1949, dan dia pensiun dari angkatan udara.

Dia pindah ke Jakarta dan memulai perusahaan rekamannya sendiri pada tahun 1956, menemukan dan memproduksi dua grup paling berpengaruh dalam sejarah rekaman Indonesia — Koes Plus dan Dara Puspita.

Julien mengatakan Dara Puspita sering digambarkan sebagai The Beatles versi perempuan Indonesia. Namun rezim Sukarno yang semakin otokratis terancam oleh musik dan gaya mereka yang tak biasa di atas panggung.

Pada tahun 1965 mereka ditangkap karena memainkan musik terlarang. Mereka diberitahu bahwa mereka "bersikap terlalu Barat dan terlalu provokatif", dan mereka tidak diperbolehkan menggoyangkan tubuh mereka di atas panggung.

"[Pihak berwenang berkata] 'Jangan bergerak seperti itu atau kamu akan diterbangkan ke pengasingan', dan tentu saja itulah yang terjadi," kata Julien.

Julien mengatakan kelompok itu mengasingkan diri, melakukan perjalanan ke Thailand dan kemudian Eropa.

Pada satu titik, mereka dikontrak oleh sirkus Hungaria di mana mereka tampil lima malam dalam seminggu.

Setelah bertugas di Hungaria, mereka pindah ke Belanda pada awal tahun 1970-an, di mana musik mereka digabungkan menjadi hard rock, yang sedang naik daun pada saat itu.

"Kemudian mereka kembali dengan kisah suksesnya ke Jakarta, menggelar konser yang dihadiri sekitar 20.000 penonton di sebuah stadion. Mereka kembali sebagai pahlawan," kata Julien.

Selama rombongan berada di Eropa, Dick kembali berganti karir dan menjadi instruktur penerbangan.

Namun, seperti halnya peristiwa penyelundupan emas, jalan ini juga berakhir dengan tragedi.

Hanya lima tahun setelah ia pensiun dari bisnis rekaman, pesawat yang diterbangkan Dick jatuh di Sumatera Selatan, dan ia tewas pada tahun 1978 pada usia 56 tahun.

Namun warisan Dick tetap hidup bersama rekaman Dara Puspita, sama seperti banyak orang yang akan menemukan kembali kisah kehidupannya yang luar biasa dalam musikal Poulson nanti.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari laporan ABC News dalam bahasa Inggris.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik

Berita Terkait