Dico Ganinduto Dinilai Siap Bawa Perubahan untuk Kota Semarang

Rabu, 07 Agustus 2024 – 03:06 WIB
Bupati Kendal yang juga bakal calon wali kota Semarang Dico Ganinduto. Foto: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

jpnn.com, SEMARANG - Pengamat Politik Herry Mendrofa menilai wajar pernyataan Bupati Kendal Dico Ganinduto, yang menilai jika Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya.

Pasalnya, Dico sebagai kandidat yang bakal mencalonkan diri sebagai dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Semarang, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Nelayan Tambaklorok Deklarasi Dukung Dico Ganinduto Maju Pilwakot Semarang 2024

"Saya rasa sebagai salah satu kandidat wajar Dico menyampaikan hal ini. Upaya ini juga merupakan strategi bagaimana melihat respons publik. Semacam cek ombak," kata Herry.

Sebagai seorang kandidat, menurutnya sudah pasti Dico harus memberikan atensi pada isu atau tren yang kuat.

BACA JUGA: Sambut HUT RI, RMA Indonesia Kembali Hadirkan Program Servis Merdeka

Karena menurutnya, Kota Semarang jika dilihat dari pertimbangan komparasi kekuatan dan kelemahan ibu kota provinsi yang di Pulau Jawa memang masih perlu dibenahi.

"Dan kandidat lain belum masuk pada sisi ini. Dan ini juga dapat diartikan sebagai bentuk kesiapan Dico untuk bertarung dan membawa perubahan untuk Semarang. Katakanlah (dibandingkan dengan) yang terdekat Yogya atau Surabaya, jelas masih harus butuh pembenahan, Semarang perlu pembenahan dengan baik," lanjutnya.

BACA JUGA: Pengamanan Pilkada Serentak 2024, Polda Banten Terjunkan 5 Ribu Personel

Herry menilai jika Semarang perlu branding sebagai kota atau wilayah yang aman, nyaman, dan bisa dikenal oleh publik, karena menjadi representasi Jawa Tengah.

"Jika melihat Jawa Tengah ya Semarang. Maka ini yang jadi kritiknya. Selama ini Semarang menjadi representasi dari kelemahan Jawa Tengah bila tidak ada perubahan dan perbaikan. Entry point kritiknya di sini," katanya.

Selain itu, menurutnya, bencana banjir masih jadi problematika di Kota Semarang, yang artinya ada kelemahan dari sisi tata kelola wilayah.

"Maka variabel ini saja dapat dijadikan sebagai autokritik atas kinerja pemerintah sebelumnya," kata Herry.

Dia pun menyarankan agar Dico tetap fokus dengan melakukan langkah konkret serta menawarkan program terkait dengan kritikannya tersebut.

"Yang perlu dilakukan oleh Dico tinggal ke depan langkah konkretnya, tawaran program atas kritikannya apa, dijelaskan secara gamblang ke publik," ucap Herry.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler