Diduga Depresi, Mahasiswa Baru Gantung Diri

Senin, 27 September 2010 – 10:55 WIB

LUWUK - Amsar (19 tahun), salah satu mahasiswa baru (Maba) di Universitas Tompotika Luwuk yang tengah mengikuti inisiasi, nekat gantung diri dengan seutas tali Jepang atau yang biasa disebut dengan tali rafiaPria asal Lumbi-lumbia Kabupaten Banggai Kepulauan itu diduga depresi berat sehingga mengakhiri hidupnya

BACA JUGA: ABG Siswi SMP Dicabuli 15 Kali

Dia ditemukan tewas gantung diri di dalam kamar kosnya oleh salah seorang rekannya bernama Han


Kasat Reskrim Polres Banggai, AKP Prasetya Sejati, SIK menjelaskan kronologi penemuan jasad Amsar

BACA JUGA: Sepeda Motor Hilang di Makodam

Saat itu Han bermaksud menemui Rina, yang tinggal bersebelahan dengan kos korban, untuk menanyakan keberadaan korban
Namun, kata Rina, dirinya tidak mengetahui

BACA JUGA: Polisi Tahan Dua Warga Filipina

Untuk mengetahui keberadaan korban, Han lantas mengetuk pintu kamar korban, namun sebelumnya Rina yang saat itu bersamanya mengintip terlebih dahulu melelaui lubang dinding papan kos korban

Rina melihat dari lubang dinding, korban sudah dalam posisi gantung diriMelihat kejadian itu, Rini langsung berteriak, sementara Han, langsung mendobrak pintu kamar korban dan melihat korban dengan jelas dalam posisi tergantung dengan menggunakan tali rafia/tali jepang"Diduga korban mengalami depresi karena sehari sebelum kejadian, korban berteriak-teriak dan lari-lari disekitar rumah," terang Prasetya Sejati, kepada wartawan Minggu (26/9) sekitar pukul 19.30 witaKejadian itu terjadi pada Sabtu (26/9) lalu di Desa Tontouan, tepatnya di sekitar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Luwuk

Dijelaskan, dalam kasus itu pihaknya sudah memeriksa tiga orang saksi, mereka adalah Han, Busra dan RinaKetiga saksi merupakan teman kost korbanAwalnya, para saksi yang menemukan Amsar sudah tergantung di salah satu sudut rumah, tidak berani menurunkan korban, mereka lantas menghubungi polisiTidak lama berselang sejumlah aparat kepolisian Polres Banggai tiba dilokasi dan menurunkan tubuh Amsar yang sudah terbujur kakuMayat remaja asal Lumbi-lumbia itu kemudian dibawa ke kamar mayat BRSUD Luwuk.

Salah seorang keluarga korban, Obin ketika ditemui di BRSUD Luwuk mengatakan, sebelum meninggalkan kampung di Desa Lumbi-Lumbia Kabupaten Bangkep, Amsar memiliki gangguan pada kedua matanyaSehingga kata Obin pihak keluarga belum mengizinkan Amsar untuk melanjutkan sekolahnya, menunggu hingga matanya terlebih dahulu diobati.

Dikatakan Obin, Amsar tetap memaksa untuk melanjutkan sekolahnya, dan akhirnya mendaftar di kampus Untika Luwuk, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Matematika"Kalau soal pintar anak ini pintar terutama pelajaran menghitung," tuturnyaObin mengatakan, Amsar juga termasuk anak yang tertutup, dan tidak mudah untuk mengutarakan apa yang dirasakannya"Anaknya memang agak tertutup, sehingga sulit mengetahui apa yang sebenarnya dia rasakan," imbuhnya.

Dia menduga, kemungkinan besar Amsar mengalami tekanan sehingga mengakibatkan depresi beratApalagi kata Obin, Amsar sedang mengikuti kegiatan Inisiasi di Untika Luwuk, yang tentunya banyak permintaan-permintaan oleh panitia yang mungkin tidak bisa dipenuhinya, sehingga kemungkinan besar membebaninya"Yah menurut rekan-rekannya begitu," ujar Obin.

Dikonfirmasi dugaan itu, salah seorang panitia Inisiasi di kamar mayat BRSUD Luwuk kepada Luwuk Post, Amsar tidak diikutkan sepenuhnya pada tahapan kegiatan InisiasiBahkan boleh dikata hanya setengah hari"Dia sempat datang melapor untuk tidak ikut kegiatan," terang Ramdan(ynt/ami/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepasang Kekasih Tertangkap Nyabu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler