JAKARTA—Pengamat kepolisian yang juga dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Farouk Muhammad mengatakan, melihat dari hasil penggerebekan teroris di Aceh, dicurigai bahwa senjata yang digunakan para teroris ini berasal dari Mindanao, Philipina.
Farouk juga meyakini, bahwa aksi terorisme yang kembali mencuat di bumi Serambi Mekah, bukanlah sisa-sisa dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM)Namun murni kegiatan pelatihan terorisme yang memanfaatkan kultur bumi Aceh yang sarat dengan nilai keislaman.
‘’Kalau soal senjata, saya curigai berasal dari Mindanao, Filiphina
BACA JUGA: Pusat Surati Daerah
Karena senjata sisa GAM ataupun senjata dari Amerika bukan tipe sama seperti yang digunakan teroris di AcehBACA JUGA: Politisi PDIP Diminta Jujur
Ini murni kelompok baru yang memanfaatkan Aceh dengan kultur masyarakatnya,’’ kata Farouk saat ditemui di hotel Four Season, Jakarta, Selasa (9/3).Bila melihat dari strategi persembunyian kelompok terorisme ini untuk menghindari sergapan polisi, Farouk meminta Polri mewaspadai kemungkinan kelompok terorisme ini menyusup ke kampung-kampung.
‘’Karena kalau sudah berbaur dengan masyarakat di perkampungan, akan sangat sulit sekali melakukan penangkapan
BACA JUGA: Belum Dipastikan yang Tertangkap Dulmatin
Justru kalau sudah berbaur, penyebaran terorisme ini akan semakin sulit dideteksi,’’ kata Farouk.Dari pelajaran pemberantasan aksi separatis di Indonesia, Farouk mengatakan bahwa antara kelompok terorisme dengan GAM memiliki perbedaan yang mendasarBila GAM lebih mengarah pada perjuangan untuk kepentingan daerah, sedangkan kelompok terorisme yang disergap beberapa waktu lalu lebih mengarah pada menciptakan kader-kader terorisme terlatih untuk berbagai misi.
‘’Kelompok terorisme di Aceh itu untuk menciptakan kader terlatih dengan high qualityYang nantinya akan dipersiapkan untuk berbagai misiJustru kelompok seperti ini lebih berbahaya dan patut diwaspadai perkembangannyaKarena akan berkaitan dengan berbagai aksi terorisme di wilayah negara ini nantinya,’’ tegas Farouk.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Populasi Orang Utan Turun 50 Persen
Redaktur : Soetomo Samsu